SAMARINDA.JURNALETAM – Beberapa hari lalu, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengakui dirinya bakal berangkat ke Yucatán, Meksiko dan Mato Grosso,Brazil di beberapa bulan ke depan. Rencana keberangkatan tersebut demi mengetahui lebih dalam terkait pengelolaan emisi karbon dioksida.
“Bulan depan (Februari) saya akan pergi ke Yucatán, Meksiko. Saya ingin banyak di sana bagaimana mengelola karbon. Walau sebenarnya lebih bagus kita, tapi kita harus belajar ke yang bagus agar kita lebih bagus,”ungkap Isran.
Sedangkan untuk keberangkatan ke Brazil direncanakan pada bulan Mei atau Juni 2023. Tujuan ke Brazil tersebut lantaran sistem keuangan karbon ternyata dikelola langsung oleh pemerintah negara bagian setempat. Walaupun, memang tidak bisa disamakan dengan Kaltim, lantaran sistem pemerintahan di Brazil merupakan negara federal.
“Tapi masih banyak hal yang bisa kita lakukan dari segi pengelolaan karbonnya. Jadi kita bisa belajar dari mereka,”ujarnya.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terus memaksimalkan hasil perdagangan emisi karbon dioksida (Co2) dengan Bank Dunia. Berdasarkan kontrak tersebut, Kaltim mendapatkan kompensasi mencapai 110 juta dolar AS atau setara dengan sekitar Rp 1,6-1,7 triliun.
“Itu harganya baru 5 dolar AS per ton, dengan 22 juta ton yang ada kami diberikan penghargaan kompensasi oleh World Bank,”lanjut Isran.
Penurunan emisi 22 juta ton akan dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama, 5 juta ton emisi Co2 dengan pembayaran sebesar Rp 25 juta dolar AS. Kedua, 8 juta ton dengan pembayaran sebesar Rp 40 juta dolar AS. Terakhir, pihaknya menerima 45 juta dolar AS dengan target penurunan emisi 9 juta ton.(Tya*)
