SAMARINDA.JURNALETAM – Selama empat tahun terakhir Isran Noor memimpin Kalimantan Timur (Kaltim), nilai ekspor Kaltim tidak pernah menurun. Dibandingkan dengan daerah lain yang justru nilai ekspornya malah turun dan defisit. Gubernur Kaltim ini pun menyatakan bahwa Kaltim adalah salah satu provinsi yang hebat.
“Kondisi Kaltim masih bisa menunjukkan kinerjanya dan meningkatkan serta menahan defisit perdagangan nasional. Bahwa apapun yang menimpa kondisi masyarakat dan lingkungan strategis yang berpengaruh tetap membutuhkan peran yang besar dari bangsa dan negara ini,”ungkap Isran beberapa waktu lalu.
Selain itu, Isran juga mengakui bahwa Kaltim memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung produk domestik regional bruto (PDRB). PDRB sendiri adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di daerah. Sekaligus menyuplai produk domestik bruto (PDB) nasional sekitar 8 persen.
“Delapan persen itu sebenarnya tidak dihitung secara real akrena komoditi-komoditi yang dihasilkan itu tidak semuanya menjadi bagian yang jadi hitungan oleh statistik untuk kontribusi dan sebagainya,”lanjutnya.
Seperti yang terjadi di tahun 2022. Selain Jawa Barat (Jabar), Kaltim menjadi provinsi yang nilai ekspornya paling tinggi. Secara volume, Jabar terhitung lebih tinggi. Tetapi nilai selisih keuntungannya kecil. Sedangkan Kaltim, nilai volumenya besar tapi nilai impornya kecil.
Isran juga menyatakan, Kaltim berada di posisi nomor 2 tingkat pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) pada 2021-2022. Posisi pertama diperoleh oleh Gorontalo, meskipun nilai volumenya kecil. Sementara, Kaltim sudah besar terlebih dahulu.
“Jadi kalau untuk menaikkan seperti apa yang dihasilkan oleh persentase pertumbuhan dari Gorontalo itu berat. Tapi volume yang dihasilkan Kaltim pada 2022 tercapai 60 persen PAD,”pungkasnya.(Tya*)