SAMARINDA.JURNALETAM – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Samarinda terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting. Seluruh OPD yang terkait pun memiliki program-program unggulan untuk berjibaku. Seperti yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempun dan Perlindungan Anak (DP2PA).
Plt Kepala DP2PA Samarinda, Deasy Evriyani mengungkapkan, salah satu alasan terbesar adanya kasus stunting lantaran adanya pola asuh keluarga yang tidak tepat dan perkawinan dini. Perkawinan dini membuat kedua pasangan tersebut belum siap secara fisik, mental, maupun finansial untuk menjadi orangtua.
“Karena ketika diperhatikan dari hulu hingga hilir, dimana salah satu penyebab stunting dan kekerasan pada anak adalah adanya pola asuhan keluarga yang tidak tepat,”terangnya.
salah satu program DP2PA untuk menurunkan stunting adalah pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA). Program tersebut adalah program yang bisa mencegah terjadinya stunting.
melalui Puspaga tersebut, pihaknya bisa mencegah terjadinya perkawinan dini dengan mengurangi angka gizi buruk pada ibu dan anak,serta menurunkan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada anak.
Selain itu, pihaknya pun terus melakukan edukasi parenting ke institusi sekolah. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Samarinda.
“Kami selalu bekerjasama dengan PKK melalui kegiatannya Goes to School dan Goes to Campus. Ada tiga materi yang kita sosialisasikan yaitu stop narkoba, stop bullying dan stop stunting. Serta pencegahan perkawinan usia anak,”katanya.
DP2PA Samarinda bekerja keras untuk mendukung pencegahan perkawinan anak, penurunan kekerasan seksual dan penurunan angka stunting di tahun 2024.(ADV/Tya*)