SAMARINDA.JURNALETAM – Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Rudy Agus Riyanto, memaparkan beberapa upaya intervensi yang dilakukan demi menurunkan angka stunting.
Dinkes memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu demi mencegah anaknya stunting. Hal ini ternyata dilakukan dari masa remaja.
“Kita memberikan tablet penambah daerah kepada remaja putri yang memiliki usia SMP-SMA. Tablet penambah darah dikonsumsi satu bulan satu kali sepanjang tahun. Kemudian dikonsuling,”ujar Rudy.
Setelah menginjak ke tahap sebagai calon pengantin (canting), perempuan dan pria, bakal dilakukan skrining layak hamil dan konseling canting di puskesmas. Kegiatan ini merupakan tugas kolaborasi Dinkes Samarinda dan DP2PA Samarinda dalam pencegahan pernikahan usia dini.
Selain itu, canting juga akan diperiksa kesehatannya. Yakni melihat adanya indikasi terkena HIV/AIDS, hepatitis, anemia, gizi buruk, dan penyakit seksual menular. “Agar si calon orang tua sehat, sehingga ketika mempersiapkan kehamilan, anaknya juga sehat,”lanjut Rudy.
Tak berhenti di situ. Dinkes Samarinda pun mendampingi ibu yang telah masuk masa kehamilan. Dimana, ibu hamil sewajarnya memeriska terlebih dahulu di puskesmas. Pihak puskesmas akan memberikan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk mencatat perkembangan anak dari dalam kandungan hingga usia 6 tahun.
“Ibu hamil diminta melakukan pemeriksaan 6 kali selama masa kehamilan. Kunjungan pertama dan kelima wajib menemui dokter umum di puskesmas. Jadi dokter umum wajib melakukan pemeriksaan,” paparnya.
Setelah melahirkan, Dinkes Samarinda mengerahkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi hingga usia 6 bulan dan melaksanakan imunisasi secara rutin di posyandu maupun puskesmas.(ADV/Tya*)