SAMARINDA.JURNALETAM – Remaja dan pasangan muda merupakan target sasaran yang ditentukan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Samarinda dalam pencegahan stunting. Salah satu yang dilakukan ialah edukasi stunting.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah menyatakan bahwa sangat penting remaja mengetahui bahayanya stunting melalui edukasi.
“Misalnya harus diberi pendidikan tentang pengaruh anemia dapat menyebabkan kehamilan yang tidak sehat, keguguran bahkan pendarahan,” kata perempuan yang kerap disapa Tutus.
Pengaruh pendidikan juga sangat penting terhadap upaya menekan laju peningkatan kasus stunting ini. Edukasi terhadap ibu hamil juga penting, utamanya terkait asupan gizi dan bahaya jika terdampak infeksi yang dapat menganggu proses kehamilan.
Salah satu edukasi yang diberikan ialah imbauan untuk tidak merokok karena dikhawatirkan berpengaruh pada sistem reproduksi atau kualitas sperma dan kehamilan. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan pasangan muda untuk menahan diri demi menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan.
“Boleh menikah asal jangan hamil dulu maka pakailah KB, karena belum usia produktif. Termasuk rajin-rajin ke posyandu,” tegasnya.
Tutus mengklaim intervensi stunting melalui remaja dan pasangan muda mampu menurunkan stunting. Ia meyakini Pemkot Samarinda mampu mencapai target penurunan kasus stunting menjadi 11 persen.(ADV/Tya*)