Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Berau Gelar Pelatihan Mendongeng untuk Pengelola Perpustakaan Kampung dan Sekolah

TANJUNG REDEB.JURNALETAM – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Berau melaksanakan pelatihan mendongeng sebagai wujud menuju perpustakaan berbasis inklusi sosial. Pelatihan ini berlangsung di kantor Dispusip Berau pada Sabtu (11/03/2023) dengan tema “Mendongeng Itu Asyik”. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini menghadirkan Setiawati, founder Guru Berkarakter dan pendongeng nasional dari Kota Samarinda sebagai nara sumber.

Kepala Bidang Pengembangan, Perpustakaan dan Pembinaan Kegemaran Membaca (P3KM) Berau, Nurseha, menjelaskan bahwa pelatihan mendongeng ini diadakan untuk mengembangkan ilmu yang dapat diterapkan kepada anak didik mengikuti perkembangan era jaman sekarang. Peserta yang hadir dalam pelatihan terbatas hanya 35 orang, yang merupakan perwakilan pengurus perpustakaan kampung dan sekolah dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) se-Kabupaten Berau.

Setiawati, nara sumber dalam pelatihan, mengatakan bahwa tujuan dilaksanakan pelatihan mendongeng adalah agar apa yang telah disampaikan dapat diimplementasikan ke masing-masing pengelola. Pelatihan ini juga diharapkan dapat menambah ilmu mendongeng kepada anak didik peserta dengan konsep pelatihan praktek kelompok serta secara individu.

Dalam kegiatan ini, para peserta pelatihan menunjukkan minat dan antusiasme yang besar. Setiawati berharap agar nantinya peserta dapat membuat pagelaran sendiri dengan berkolaborasi dengan beberapa pihak sehingga para peserta memiliki pengalaman yang baru dan pelatihan ini sekaligus memperingati Hari Dongeng Internasional yang jatuh pada tanggal 20 Maret pekan depan. Selain itu, Setiawati juga berharap bisa berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan kampung yang ada di Berau.

Meskipun peserta masih terbatas, Dispusip Berau akan terus mendorong kegiatan-kegiatan yang mendorong inklusi sosial dengan tetap mengadakan pelatihan. Pelatihan mendongeng ini menjadi wujud nyata menuju perpustakaan berbasis inklusi sosial. (ADV/*)

Loading