ACEH.JURNALETAM – Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, menekankan pentingnya peningkatan indeks literasi masyarakat melalui kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kota Banda Aceh. Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Syarif Bando mengakui bahwa saat ini dunia mengalami perubahan yang cepat dan menuntut perubahan di berbagai bidang.
“Manusia dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan. Mau tidak mau diperlukan modal kecerdasan agar tidak tereliminasi dalam disrupsi yang terjadi,” ucap Muhammad Syarif Bando pada Selasa (21/3/2023).
Menurutnya, bangsa yang cerdas berkorelasi dengan kesejahteraan. Tugas perpustakaan nasional adalah mencerdaskan anak bangsa sesuai dengan amanah yang disebutkan dalam Undang-undang 1945.
Muhammad Syarif Bando juga mengingatkan bahwa Indonesia akan memasuki pesta demokrasi yang dapat menimbulkan potensi disrupsi informasi yang seringkali mengarah pada hoaks. Oleh karena itu, kemampuan literasi sangat diperlukan untuk terhindar dari kesalahpahaman atau ketidakmengertian informasi.
Faktanya, Indonesia masih memiliki masalah literasi yang rendah. Literasi yang rendah berdampak pada rendahnya indeks pembangunan manusia, pendapatan per kapita, serta kurangnya daya saing. Dalam tatanan masyarakat, rendahnya literasi juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas, penurunan kualitas kesehatan, dan peningkatan angka kemiskinan.
“Rendahnya literasi memberikan multiplier efek persoalan bagi pembangunan,” tambah Muhammad Syarif Bando.
Oleh karena itu, Muhammad Syarif Bando menekankan bahwa kehadiran perpustakaan sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Perpustakaan memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan sektor pertanian, ekonomi kreatif, koperasi, dan UMKM dalam membangun Indonesia yang cerdas dan literat. (ADV/*)