SAMARINDA.JURNALETAM – Kepala Puskesmas Sempaja Kota Samarinda, Irama Fitamina, mengakui bahwa pihaknya kerap menemukan kasus anak stunting yang juga mengidap penyakit tuberkulosis (TBC). Kondisi ini tidak bisa dianggap remeh.
TBC ialah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru (sistem pernapan). Namun, tidak jarang pula bakteri ini menyerang dan memengaruhi bagian tubuh atau organ lainnya.
“Salah satu anak usia bawah dua tahun (baduta) kami yang stunting itu, ternyata menderita TBC. Apabila tidak ditangani, masalah yang mendasar ini. mau menerima sebanyak apapun (makanan), dia tidak akan bisa terlepas dari stunting,”katanya.
Menurut Irama, salah satu faktor resiko dari TBC ialah adanya gangguan gizi yang menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Anak-anak pengidap TBC bisa memicu stunting dan begitupun sebaliknya.
“Setelah anak ini diperiksa ternyata TBC. Rupanya karena ada kontak dengan orang tuanya. Dia sudah batuk lama dan setelah di PCR ternyata positif. Jadi itu harus diobati dulu penyakit yang mendasarinya,” jelasnya.
Diakuinya, pihaknya pernah menangani kasus anak TBC ini. Pihaknya memberikan pengobatan pasca awal, dan terbukti berat badan anak tersebut langsung bertambah.
Sayangnya, saat ini Puskesmas Sempaja tidak memiliki stok obat TBC anak. Sehingga, pihaknya pun kesulitan untuk menangani pasien anak TBC.
“Sampai sekarang belum ada obat TBC anak itu, lalu bagaimana kita bisa mengatasinya. Sayang sekali jika tidak bisa diatasi karena kekosongan obat. Karena untuk mengatasi stunting itu harus diatasi dulu penyakitnya,” terangnya.
Irama berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bisa memfasilitasi persediaan obat TBC anak tersebut. Sehingga, penyakit mendasar anak yang stunting ini pun juga terobati dan mampu mencegah anak stunting. (ADV/Sya*)