SAMARINDA.JURNALETAM – Camat Sungai Pinang melalui Kasi Kesra Hendra Pradana membeberkan inovasi mereka untuk mencegah kasus stunting di wilayahnya. Salah satunya, melalui dibentuknya kurikulum pendidikan kesehatan.
Alasan Kecamatan Sungai Pinang mengajukan hal tersebut, lantaran banyaknya bidang yang harus dilakukan berkaitan dengan intervensi stunting. Sehingga perlu adanya kebijakan yang tegas dan program yang tepat.
“Soalnya stunting bukan hanya saat lahir hingga 2 tahun itu. Melainkan dari tahapan remaja, calon pengantin, lalu jadi pengantin, hamil sampai melahirkan. Bisa dikatakan intervensinya banyak dan sangat kompleks,”ujar Hendra.
Hendra mengungkapkan, pihaknya melihat penerapan yang telah dilakukan oleh Kota Balikpapan. Dimana, mereka terbukti sukses memasukkan kurikulum lingkungan ke institusi pendidikan. Hal ini terbukti dengan kualitas lingkungan hidup Kota Balikpapan yang baik. Seperti udara yang baik dan minimnya limbah sampah.
Hendra menilai, Kota Samarinda pun mampu menerapkan hal tersebut dalam upaya mencegah kasus stunting. Kurikulum membuat anak-anak mudah menyerap apa saja yang diajarkan secara lengkap dan mendetail.
“Penerapan kurikulum ini lebih baik daripada hanya sekedar sosialisasi soal stunting. Kalau dijadikan kurikulum, pasti lebih mengena dan masuk ke anak-anak,”katanya.
Tak hanya kurikulum pendidikan kesehatan, namun pihaknya pun juga mengusulkan kebijakan terbaru. Yakni mewajibkan Kartu Menuju Sehat sebagai syarat anak masuk ke Taman Kanak-kanak.
“Jadi kita bisa pantau, kalau nggak punya berarti nggak terpantau tumbuh kembangnya. Apakah sudah tervaksin atau belum, apakah rajin nimbang tiap bulan atau nggak. Jadinya diharapkan orang tua rajin ke posyandu,”kuncinya. (ADV/Tya*)