KUTAIKARTANEGARA.JURNALETAM – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar telah berdampak besar terhadap nelayan di Kutai Kartanegara (Kukar). Mereka harus berjuang untuk mendapatkan modal yang cukup untuk membeli solar agar bisa melaut.
Melihat situasi sulit yang dihadapi nelayan, Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, sangat mendukung inisiatif masyarakat pesisir, khususnya para nelayan di Desa Salok Palai, Kecamatan Muara Badak, untuk melakukan budidaya rumput laut.
Menurut Rendi, budidaya rumput laut dapat memberikan berkah bagi warga di wilayah pesisir Kukar sebagai sumber penghasilan alternatif selain menjadi nelayan. “Ketersediaan solar semakin berkurang, membuat para nelayan kesulitan untuk melaut dan mencari ikan. Budidaya rumput laut membawa berkah bagi para nelayan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka,” ujarnya.
Tren budidaya rumput laut telah tumbuh pesat dalam dua tahun terakhir. Ada empat kecamatan di Kukar yang memiliki potensi untuk menjadi pusat pembudidayaan rumput laut, yaitu Samboja, Muara Badak, Marangkayu, dan Muara Jawa.
Rendi Solihin menegaskan bahwa pemerintah fokus pada pengembangan budidaya rumput laut sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan solar yang semakin langka. Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar adalah pembangunan pabrik pengolahan rumput laut di Desa Muara Badak Ulu. Dalam rangka ini, Pemkab Kukar akan mengalokasikan dana sekitar Rp 22 miliar untuk pembangunan pabrik pengolahan rumput laut tersebut.
Upaya ini diharapkan akan memberikan dukungan nyata kepada para nelayan di Kukar, membantu mereka dalam menghadapi tantangan ekonomi yang diakibatkan oleh kenaikan harga solar, serta membuka peluang baru dalam dunia budidaya rumput laut. (ADV/Diskominfo Kukar)