KUTAIKARTANEGARA.JURNALETAM – Berdasarkan data survei status gizi Indonesia (SSGI), target prevalensi stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Tahun 2023 seharusnya mencapai 18,13 persen, dan di Tahun 2024 sebesar 14,42 persen. Namun, data terkini menunjukkan bahwa angka stunting di Kukar masih tinggi, yakni mencapai 27 persen.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, Leni Astuti, menjelaskan bahwa melalui SSGI, angka stunting di Kukar berada pada 27 persen. Namun, berdasarkan survei e-PPGBM by name by address yang melibatkan pengukuran langsung pada anak-anak, angka stunting mencapai 17,64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang perlu dilakukan.
Dinas Kesehatan Kukar terus berupaya untuk menurunkan angka stunting ini, salah satunya melalui program aksi bergizi yang diadakan di sekolah-sekolah.
“Program ini berfokus pada penyuluhan dan sosialisasi kepada para remaja, melalui kegiatan seperti aksi olahraga bersama, makan bersama, dan minum tablet tambah darah secara bersama-sama,” ungkap Leni Astuti.
Program Aksi Bergizi ini terutama memusatkan perhatian pada subprogram minum tablet tambah darah. Dengan program ini, diharapkan calon ibu dapat memahami pentingnya gizi yang seimbang dan menghindari stunting pada anak-anak mereka di masa depan.
“Diharapkan dengan adanya program ini yang dilakukan kepada para remaja di Kabupaten Kukar, kita dapat memperbaiki kasus stunting yang ada,” tambahnya.
Dinkes Kukar berencana untuk menggelar kegiatan Minum Tablet Tambah Darah secara serentak di seluruh wilayah Kukar. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), yang menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya dalam mengatasi masalah stunting. (ADV/Diskominfo Kukar)