BONTANG.JURNALETAM – sebuah kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, telah lama dikenal dengan masalah banjir yang menghantuinya. Banjir menjadi sebuah permasalahan yang menjadi rutinitas dalam kehidupan warganya, dan kini Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Sutomo Jabir, tengah menjadikan perjuangan melawan banjir sebagai prioritasnya. Sutomo Jabir, yang memiliki sapaan akrab “Sutomo,” telah lama berkomitmen untuk memecahkan permasalahan banjir yang terus menghantui kota Bontang.
“Saat ini, dirinya terus mengejar pembangunan untuk penanggulangan banjir di Kota Taman itu,” ungkap Sutomo. Permasalahan banjir yang berlarut-larut menjadi sorotan dan perhatian khususnya, karena tidak hanya merugikan masyarakat lokal tetapi juga mengganggu perkembangan kota dan wilayah sekitarnya.
Sutomo, yang juga merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihannya (Dapil) di Kalimantan Timur, menjadikan penanggulangan banjir sebagai program prioritas. Permasalahan banjir juga sering terjadi di desa Suka Rahmat, yang terletak di kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
“Saya berharap penanggulangan banjir, pengendalian banjir di Suka Rahmat itu sudah dimulai tapi ternyata masih terkendala izin pakai kawasan hutan,” jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan banjir di daerah tersebut telah menghadapi beberapa hambatan, terutama terkait dengan perizinan penggunaan kawasan hutan.
Masalah banjir di Bontang terkait erat dengan aliran air dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang masuk ke kota Bontang. Dalam beberapa tahun terakhir, Sutomo telah menjadikan penanggulangan banjir sebagai salah satu prioritas utama dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat.
“Karena air dari Bontang itukan kiriman dari Kutai Timur (Kutim), kiriman masuk ke Bontang, makanya kita sudah beberapa tahun terakhir ini memperjuangkan itu, dan itu tahun ini mungkin clear izinnya dengan studi kelayakan nya,” ungkap Sutomo. Hal ini menggambarkan tekad kuat Sutomo untuk mengatasi permasalahan banjir yang telah lama melanda kota Bontang.
Pada tahun 2024 mendatang, rencananya akan dimulai proses perencanaan, dan di tahun 2025, diharapkan pengerjaan pengendali banjir di Desa Suka Rahmat dapat dimulai. Rencana ini mencakup pembangunan bendungan yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk menanggulangi banjir.
“Di tahun 2024 masih perencanaan, 2025 mungkin baru mulai pengerjaan pengendali banjir di Suka Rahmat itu. Itu nanti dibangun bendungan untuk menanggulangi banjir,” pungkasnya dengan penuh harapan.
Bertahun-tahun Lamanya Permasalahan Banjir di Bontang
Permasalahan banjir di Bontang bukanlah masalah yang baru. Selama bertahun-tahun, kota ini telah menghadapi banjir sebagai salah satu permasalahan utama yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga. Kondisi ini tidak hanya mengancam keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi perkembangan ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan.
Kota Bontang terletak di wilayah pesisir, yang berarti kota ini rentan terhadap banjir yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti curah hujan yang tinggi, pasang surut air laut, dan masalah drainase. Selain itu, aliran air dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) juga menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap banjir di Bontang.
Sutomo Jabir, yang merupakan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur, telah memahami dengan baik permasalahan ini dan berkomitmen untuk mengejar solusi yang efektif. Ia telah bekerja keras untuk memastikan bahwa penanggulangan banjir menjadi prioritas utama dalam tugasnya sebagai wakil rakyat.
Upaya Sutomo Jabir dalam Menangani Permasalahan Banjir
Sutomo Jabir, atau Sutomo, bukanlah sosok yang hanya sekadar berbicara tanpa tindakan. Ia telah menjadikan penanggulangan banjir sebagai program prioritasnya, terutama di daerah pemilihannya (Dapil) di Kalimantan Timur. Selain Bontang, Sutomo juga memberikan perhatian khusus terhadap desa Suka Rahmat di kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur (Kutim), yang juga sering menjadi korban banjir.
Namun, upaya Sutomo dalam menangani permasalahan banjir ini tidak selalu berjalan mulus. Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah terkait dengan izin penggunaan kawasan hutan. Proyek-proyek penanggulangan banjir seringkali melibatkan penggunaan lahan yang termasuk dalam kawasan hutan, dan ini memerlukan izin khusus dari pihak berwenang.
Sutomo mengungkapkan bahwa izin penggunaan kawasan hutan menjadi hambatan utama dalam upaya penanggulangan banjir di Suka Rahmat. Meskipun telah berusaha keras untuk memulai proyek tersebut, namun kendala perizinan masih menjadi tantangan yang harus diatasi.
Menurut Sutomo, air bah yang melanda kota Bontang merupakan akibat dari aliran air dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang masuk ke wilayah tersebut. Oleh karena itu, penanggulangan banjir di Bontang tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk mengatasi permasalahan serupa di Kabupaten Kutai Timur.
Sutomo dan timnya telah bekerja keras dalam beberapa tahun terakhir untuk memperjuangkan penanggulangan banjir ini. Mereka telah melakukan studi kelayakan yang mendalam untuk memahami sumber masalah dan merumuskan solusi yang tepat. Proses ini telah melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, ahli lingkungan, dan masyarakat setempat.
Rencana untuk Masa Depan: Bendungan sebagai Solusi
Pada tahun 2024 mendatang, Sutomo Jabir dan timnya berencana untuk memulai proses perencanaan yang lebih rinci terkait penanggulangan banjir di Desa Suka Rahmat. Dalam perencanaan ini, mereka akan mengevaluasi berbagai aspek yang terkait dengan pembangunan pengendali banjir, termasuk pemilihan lokasi yang tepat, pembiayaan, dan pengadaan sumber daya.
Dalam rencana jangka panjang, pada tahun 2025, diharapkan bahwa pengerjaan pengendali banjir di Desa Suka Rahmat akan dimulai. Solusi yang diusulkan adalah membangun sebuah bendungan, yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menanggulangi banjir.
Bendungan merupakan struktur yang dirancang khusus untuk mengendalikan aliran air. Dengan membangun bendungan di daerah yang rentan terhadap banjir, air hujan berlebih dapat dikendalikan dan dialirkan dengan aman. Selain itu, bendungan juga dapat digunakan untuk penyediaan air bersih dan sumber energi listrik, yang dapat memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat setempat.
Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang signifikan, termasuk pembiayaan dan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya Sutomo dan timnya tidak hanya berfokus pada aspek teknis proyek, tetapi juga pada upaya untuk mengumpulkan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan proyek ini.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun upaya untuk mengatasi permasalahan banjir di Bontang dan Suka Rahmat menghadapi berbagai tantangan, Sutomo Jabir dan timnya tetap berkomitmen untuk menjadikan penanggulangan banjir sebagai prioritas utama. Mereka telah melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan ahli lingkungan, dalam upaya mereka.
Tantangan utama yang perlu diatasi adalah perizinan penggunaan kawasan hutan dan pembiayaan proyek. Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang cukup besar, dan untuk itu, Sutomo dan timnya perlu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengumpulkan sumber daya yang diperlukan.
Harapan ke depan adalah bahwa dengan dukungan yang kuat dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat, proyek penanggulangan banjir ini dapat segera diwujudkan. Pengerjaan pengendali banjir di Desa Suka Rahmat diharapkan dapat dimulai pada tahun 2025, dan dengan adanya bendungan, diharapkan akan mengurangi risiko banjir secara signifikan.
Selain itu, proyek ini juga dapat memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat, seperti penyediaan air bersih dan sumber energi listrik. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup warga dan mendorong perkembangan ekonomi di daerah tersebut.
Pesan dari Sutomo Jabir adalah pentingnya kerja sama dalam menangani permasalahan lingkungan seperti banjir. Perubahan iklim dan perubahan lingkungan semakin mempengaruhi banyak daerah di seluruh dunia, dan hanya dengan kerja sama yang kuat dan tindakan konkret, masalah seperti banjir dapat diatasi.
Dalam perjuangannya untuk menanggulangi banjir di Bontang dan Suka Rahmat, Sutomo Jabir telah menunjukkan tekad dan dedikasinya. Ia adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang bekerja keras untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan. Semoga upayanya membuahkan hasil dan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga Bontang dari ancaman banjir.(ADV/DPRD Kaltim)