KUTAIKARTANEGARA.JURNALETAM – Langkah maju dalam pembangunan pabrik Smelter Nikel di Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mendapat apresiasi tinggi dari Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Muhammad Samsun. Menurutnya, kehadiran PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) di Pendingin, Kecamatan Sanga-sanga, mencerminkan kepercayaan investor asing, khususnya dari China, dalam berinvestasi di Benua Etam.
“Ini membuktikan bahwa kita mampu menarik investor asing ke Kaltim, membuka pintu investasi yang lebih lebar,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Pentingnya kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah juga tercermin dalam kebutuhan pasokan listrik yang signifikan untuk mendukung operasional pabrik Smelter Nikel. Muhammad Samsun menyoroti kerjasama yang terjalin antara PT KFI dan PT PLN Persero sebagai langkah strategis.
“Kerjasama ini tidak hanya mendukung kebutuhan listrik pabrik, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi ekonomi Kaltim. Pendapatan baru ini menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi daerah,” paparnya.
Pada 31 Desember 2021, PT KFI menandatangani kontrak perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN Persero, dengan kapasitas mencapai 8000 MW. Keputusan untuk tidak membangun pembangkit listrik sendiri oleh KFI adalah langkah bijak untuk menjaga lingkungan sekitar pabrik agar tetap terjaga.
Muhammad Samsun menekankan bahwa selain memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi dan pasokan listrik, pabrik Smelter Nikel ini juga membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat lokal. “Diperkirakan sekitar 10.000 tenaga kerja akan diperlukan, dan saat ini, sudah ada 1.700 tenaga kerja lokal yang bekerja di KFI. Rekrutmen dilakukan dari berbagai kota seperti Samarinda, Balikpapan, dan Kukar,” ungkap Samsun.
Pabrik Smelter, dalam konteks ini, bukan hanya menjadi tempat pengolahan hasil tambang nikel, tetapi juga bertujuan meningkatkan kandungan logam, seperti nikel, mencapai standar yang diperlukan sebagai bahan baku untuk produk akhir.
“Dengan proses peleburan, nikel tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, melainkan juga setelah mengalami peningkatan nilai yang signifikan,” tambahnya.
Sebagai seorang legislator yang mewakili daerah pemilihan Kukar, Muhammad Samsun menyimpulkan bahwa pembangunan pabrik Smelter Nikel di Kukar adalah langkah positif dalam mendukung investasi asing, pembangunan ekonomi daerah, dan penciptaan lapangan kerja.
“Semoga proyek ini terus memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya dengan harapan besar. (RAH)
Artikel ini mencerminkan pandangan positif terhadap pembangunan pabrik Smelter Nikel di Kaltim, dengan menyoroti aspek kepercayaan investor, kerjasama dengan PLN Persero, dampak positif terhadap ekonomi daerah, dan peluang pekerjaan bagi masyarakat lokal.(ADV/DPRD Kaltim)