SAMARINDA.JURNALETAM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim terus melakukan evaluasi mengenai pemberian logistik makanan untuk pengungsi. Dikarenakan, makanan dipastikan memiliki masa kadaluwarsa tertentu dan nggak bisa bertahan lama. Koordinator Pusdalops BPBD Kaltim, Cahyo Kristanto menerangkan, Bidang Kedaruratan dan Logistik (KL) melakukan evaluasi melihat peristiwa bencana tsunami di Palu lalu. Dimana, banyak makanan instan yang diberikan memiliki masa kadaluwarsa yang tak lama lagi.
“Bahkan kita dapat bantuan makanan cepat saji dan itu sampai di tempat, masa kadaluwarsanya kan 4 bulan. Bahkan kurang dari itu,” ucapnya.
Hal ini menjadi PR besar untuk memberikan makanan yang sehat kepada para pengungsi. Oleh sebab itu, Bidang KL selalu berusaha untuk mengecek terlebih dahulu masa kadaluwarsa makanan instan.
“Seperti mi instan, kita tanya masa kadaluwarsanya dulu. Mengingat jarak dan akses diperhitungkan untuk ke tempat bencana,” lanjutnya.
Selain itu, BPBD Kaltim berusaha keras untuk meminimalisir waktu penanganan atau zero time penanganan. Salah satu caranya ialah meminta BPBD kabupaten/kota untuk membentuk suatu desa atau kampung tanggap bencana, hingga keluarga tangguh bencana. Sehingga penanganan bencana pun bisa dilakukan secepat mungkin.
Cahyo juga menyatakan, pihaknya berencana untuk bekerjasama dengan produsen lokal dengan sistem kontrak. Hal ini untuk mempercepat pendistribusian logistik makanan.
“Pada saat kejadian di derah mana, kita nggak perlu lagi bawa dari Samarinda. Jadi kita ambilnya di cabang-cabang mereka saja, diangkut langsung dari sana,” kuncinya. (ADV/BPBD Kaltim)