Menuju Kesetaraan: Agiel Suwarno Berharap Daerah 3T di Kaltim 2024 Terbebas dari Keterbatasan Akses Listrik dan Internet

SAMARINDA.JURNALETAM – Ketidaksetaraan dalam akses listrik dan internet di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi sorotan tajam dari anggota DPRD Provinsi Kaltim, Agiel Suwarno. Dalam pandangan Agiel, pada tahun 2024, seharusnya tidak ada lagi desa yang terisolir dari jaringan internet dan listrik di Kaltim.

Menurut Agiel, meskipun Kabupaten Kutai Timur (Kutim) adalah salah satu kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim dan bahkan Indonesia, masih terdapat ketidaksetaraan dalam akses tersebut di wilayah 3T Kaltim.

“Dalam wilayah 3T Kaltim, masih ada beberapa desa yang belum terjangkau oleh internet, dan akses listrik dari PLN juga terbatas,” ungkap Agiel dengan nada keprihatinan.

Pentingnya akses internet dan listrik di era digital saat ini tidak dapat diabaikan, terutama di daerah yang memiliki potensi ekonomi besar seperti Kutai Timur. Kabupaten ini menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan besar, termasuk PT KPC, PT GAM, Indexim, dan berbagai industri pabrik semen. Ironis rasanya, ketika daerah yang berkontribusi besar terhadap PDRB dan devisa kredit karbon terbesar masih mengalami keterbatasan dalam hal infrastruktur dasar.

Agiel Suwarno, yang juga merupakan legislator dari daerah pemilihan (dapil) Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau, menggarisbawahi bahwa Kaltim memegang peranan penting sebagai penyumbang devisa kredit karbon terbesar di Indonesia berkat keberadaan hutan alaminya yang melimpah. Namun, ironisnya, akses listrik di wilayah ini masih jauh dari kata sempurna.

“Kaltim menjadi penyumbang devisa kredit karbon terbesar karena masih banyak hutan alami. Namun, listrik di Kaltim belum dinikmati secara menyeluruh oleh masyarakat,” tambah Agiel.

Dengan melihat potensi besar yang dimiliki Kaltim dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional, Agiel Suwarno menyoroti pentingnya peran pemerintah provinsi (Pemprov) dan PLN untuk bersinergi dalam mengatasi ketidaksetaraan akses infrastruktur dasar di wilayah ini. Dalam pandangannya, koordinasi yang baik antara Pemprov dan PLN dapat menjadi kunci untuk mengakhiri ketimpangan akses listrik di Kaltim.

“Kami berharap, pada tahun 2024, PLN dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur listrik di seluruh Kaltim dan memastikan bahwa setiap sudut wilayah ini memiliki akses listrik yang memadai. Ini adalah harapan masyarakat di sana ketika saya berinteraksi langsung dengan mereka di dapil,” pungkas Agiel dengan tekad yang kuat.

Kutai Timur: Mesin Ekonomi Kaltim yang Terhambat Keterbatasan Infrastruktur
Kutai Timur, dengan segala potensi ekonominya, menjadi fokus utama dalam pemikiran Agiel Suwarno. Sebagai bagian dari Kaltim yang menyumbang secara signifikan terhadap PDRB dan devisa kredit karbon, Kutai Timur seharusnya menjadi contoh keberhasilan dalam menyediakan infrastruktur dasar bagi masyarakatnya.

Namun, kenyataannya adalah sebaliknya. Terdapat desa-desa di Kutai Timur yang masih belum terjangkau oleh jaringan internet, menciptakan divisi digital yang dapat menghambat perkembangan ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut. Selain itu, keterbatasan akses listrik juga menjadi kendala serius, terutama di desa-desa yang jauh dari pusat perkotaan.

Salah satu sorotan dari Agiel adalah keberadaan sejumlah perusahaan besar dan objek vital nasional di Kutai Timur. PT KPC, PT GAM, Indexim, dan industri pabrik semen merupakan tulang punggung ekonomi daerah ini. Namun, keterbatasan akses infrastruktur dasar seperti listrik dan internet dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi di sektor-sektor ini.

Pentingnya Kesetaraan Akses: Membangun Masyarakat Digital di Era Globalisasi
Di era globalisasi ini, akses internet bukan lagi sekadar kebutuhan mewah, tetapi menjadi kebutuhan dasar yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan konektivitas sosial. Tanpa akses yang merata, potensi masyarakat untuk berkembang dan berpartisipasi dalam ekonomi digital global dapat terbatas.

Agiel Suwarno memahami bahwa ketidaksetaraan akses internet dapat menciptakan kesenjangan ekonomi antarwilayah. Oleh karena itu, ia mendorong Pemprov Kaltim untuk bersama-sama dengan PLN memastikan bahwa setiap desa di Kaltim, terutama di wilayah 3T, memiliki akses internet yang memadai.

“Ketidaksetaraan akses internet bisa menciptakan kesenjangan ekonomi yang signifikan. Kita tidak ingin ada desa yang tertinggal dalam era digital ini. Pemprov perlu berinvestasi dalam infrastruktur yang mendukung konektivitas digital untuk semua,” tegas Agiel.

Harapan 2024: Akses Listrik dan Internet Merata di Kaltim
Menyikapi tantangan ini, Agiel Suwarno memberikan harapannya untuk tahun 2024. Dalam pandangannya, pada tahun tersebut, PLN harus berhasil membangun infrastruktur listrik di seluruh Kaltim dan memastikan bahwa setiap rumah tangga, desa, dan kawasan industri memiliki akses listrik yang stabil.

“Harapan kami pada 2024 adalah melihat bahwa setiap sudut Kaltim sudah terjangkau oleh listrik. Tidak ada lagi desa yang gelap gulita karena ketidakmampuan akses listrik,” ujar Agiel dengan penuh optimisme.

Selain itu, Agiel juga menyoroti pentingnya kehadiran internet yang merata di seluruh Kaltim. Ia berharap bahwa pada tahun 2024, setiap desa di wilayah 3T maupun di daerah perkotaan memiliki akses internet yang cepat dan handal.

“Internet bukan hanya tentang hiburan atau media sosial, tetapi ini adalah kunci untuk menghubungkan masyarakat dengan peluang ekonomi, pendidikan, dan inovasi. Kami ingin melihat Kaltim sebagai daerah yang maju secara digital di tahun 2024,” tutur Agiel.

Peran Pemerintah dan Swasta: Kolaborasi untuk Kemajuan
Menghadapi tantangan ini, Agiel Suwarno menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Ia berpendapat bahwa Pemprov Kaltim perlu bekerja sama dengan perusahaan seperti PLN dan operator telekomunikasi untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi tantangan ini. Kolaborasi dengan sektor swasta adalah kunci untuk memastikan investasi yang memadai dan implementasi proyek-proyek infrastruktur. Dengan bersinergi, kita bisa menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat Kaltim,” jelas Agiel.

Pentingnya peran sektor swasta juga ditekankan dalam memastikan keberlanjutan proyek-proyek ini. Dengan melibatkan perusahaan dan pemangku kepentingan ekonomi lainnya, proyek-proyek infrastruktur dapat lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Sukses Implementasi Akses Merata
Selain membangun infrastruktur fisik, Agiel Suwarno juga menyoroti pentingnya edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Ia berpendapat bahwa untuk mencapai kesetaraan akses, masyarakat perlu diberdayakan untuk menggunakan teknologi dengan efektif.

“Ketika infrastruktur sudah dibangun, kita perlu memastikan bahwa masyarakat juga memiliki pemahaman dan keterampilan untuk menggunakan fasilitas ini. Edukasi digital dan pelatihan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap orang di Kaltim dapat memanfaatkan akses internet dan listrik dengan optimal,” papar Agiel.

Melalui pendekatan ini, Agiel Suwarno berharap dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya terhubung secara fisik tetapi juga terlibat aktif dalam pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemajuan ekonomi.

Kesimpulan: Mewujudkan Visi Kesetaraan di Kaltim 2024
Dalam pernyataan akhirnya, Agiel Suwarno menegaskan komitmennya untuk mewujudkan visi kesetaraan akses listrik dan internet di Kaltim pada tahun 2024. Ia menekankan bahwa upaya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban bersama untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan maju secara digital.

“Kami memiliki potensi besar di Kaltim, dan kami tidak boleh membiarkan ketidaksetaraan infrastruktur menghalangi kemajuan kami. Dengan kerja sama, edukasi, dan investasi yang tepat, saya yakin kita bisa mencapai visi kesetaraan ini pada tahun 2024. Ini bukan hanya impian, tetapi tanggung jawab kita bersama,” tutup Agiel dengan semangat yang menginspirasi.(ADV/DPRD Kaltim)