KUTAIKARTANEGARA.JURNALETAM – Sekretaris Camat (Sekcam) Samboja Barat, Budiyanto, mengakui bahwa tingkat prevalensi stunting di wilayahnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, dengan faktor utama adalah peningkatan jumlah pendatang ke wilayah tersebut.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pendatang. Kehadiran pendatang dalam jumlah yang signifikan membawa tantangan baru terkait penyediaan layanan kesehatan dan gizi yang memadai bagi seluruh penduduk, terutama anak-anak. Perbedaan budaya, keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, dan perubahan pola makan dapat menjadi faktor kontributor terhadap masalah gizi seperti stunting.
“Angka stunting di Samboja Barat secara aktual memang cukup tinggi,” jelas Budiyanto.
Untuk mengatasi masalah stunting, Pemerintah Kecamatan Samboja Barat terus meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satu upayanya adalah mengajak masyarakat untuk secara rutin mengunjungi posyandu.
Pemerintah Kecamatan Samboja Barat juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemangku kepentingan terkait.
“Upaya saat ini melibatkan seluruh stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.
Sebagai bagian dari program Pemerintah Daerah (Pemda) dan dalam rangka mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045, Samboja Barat bertekad untuk menjadi bagian dari upaya menangani stunting. Ini merupakan program yang dianggap sangat serius oleh Pemerintah Daerah dan harus ditangani bersama oleh semua OPD yang terlibat di lapangan. (ADV/Diskominfo Kukar)