SAMARINDA.JURNALETAM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin mengimbau masyarakat untuk bisa lebih peduli dengan kesehatan ibu dan bayi. Mengingat, kasus kematian ibu dan bayi terhitung masih tinggi. Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim per Oktober 2023, angka kematian ibu dan anak tinggi. Dimana kematian ibu sebanyak 46 orang dan bayi 302 orang. Jumlah tersebut tersebar di kabupaten/kota se-Kaltim.
Salah satu cara kepedulian tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai.
“Saya harap masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan bayi. Jangan sampai ada lagi ibu atau bayi yang meninggal karena hal-hal yang sebenarnya bisa dicegah atau ditangani dengan baik,” harap Jaya.
Kematian ibu dan bayi memiliki berbagai faktor yang berbeda. Untuk kematian ibu sendiri ada beberapa faktor. Diantaranya pendarahan, eklamsia, infeksi, jantung, gangguan darah, tuberkulosis, gangguan metabolisme, bahkan ada pula penyebab yang belum ditemukan.
“Ada beberapa penyebab kematian bayi yang sering terjadi. Antara lain infeksi dapat disebabkan oleh tetanus, sepsism pneumonia dan diare. Infeksi sering terjadi di wilayah yang kurang memiliki fasilitas persalinan yang steril,” katanya.
Mengenai masih tingginya kasus kematian ibu dan bayi, Jaya memastikan Dinkes Kaltim terus berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak. (ADV/Dinkes Kaltim)