SAMARINDA.JURNALETAM – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kaltim masih banyak yang berasal dari latar belakang pendidikan SMA dan SMK. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, pada Agustus 2023, TPT dari lulusan SMA jadi yang paling tinggi dibanding tamatan jenjang pendidikan lain, yakni 7,19 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Rozani Erawadi menjelaskan bahwa TPT dari lulusan SMK justru lebih rendah angkanya dibanding lulusan SMA. Yakni per Agustus 2023, TPT lulusan SMK jumlahnya 6,34 persen.
“Justru yang turun itu pengangguran dari lulusan SMK. Kalau per Agustus 2022, TPT-nya 8,82 persen. Sedangkan Agustus 2023, TPT-nya 6,34 persen. Ini kan ada penurunan,” ungkap Rozani.
Sedangkan untuk TPT dari lulusan SMA, jumlahnya meningkat dari 2022 ke 2023. Per Agustus 2022 misalnya, TPT lulusan SMA berada di angka 6,61 persen. Kemudian pada Agustus 2023, terjadi kenaikan menjadi 7,19 persen.
“Kalau TPT dari lulusan SMA, mungkin masih banyak yang berpikir untuk bekerja atau meneruskan pendidikan. Kalau lulusan SMK, mereka banyak yang berwirausaha atau bekerja di perusahaan,” tambahnya.
Di satu sisi, Rozani juga tak memungkiri bahwa TPT dari lulusan SMK menurun, bisa karena pengaruh dari pendidikan vokasi yang sudah didapatkan selama bersekolah atau mendapat pelatihan. Kemudian siswa SMK punya lebih banyak pengalaman dalam segi praktik.
“SMK ini trennya menurun. Mungkin kurikulum, sarana dan prasarana, ada sertifikasi profesi, ada mitra kerjanya sehingga pertumbuhan untuk TPT-nya tiap tahun terus menurun,” ujar Rozani lagi.
Dia mengatakan, kelebihan lulusan SMK memang karena telah dibekali oleh pendidikan vokasi. Apalagi, jika ada lulusan yang bisa mengaplikasikan ilmunya dengan cara berwirausaha.
“Misalnya seperti SMK jurusan IT, bisa buka usaha sendiri. Begitu juga dengan jurusan yang buka jasa. Kalau jurusan teknik, bisa bekerja dengan perusahaan. Termasuk otomotif atau konstruksi,” tutupnya. (ADV/ Disnakertrans Kaltim)