Optimalkan Potensi Sungai Mahakam: Melonjakkan Pendapatan Daerah Melalui Pariwisata yang Berkelanjutan

SAMARINDA.JURNALETAM – Pariwisata menjadi sektor yang strategis dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) suatu wilayah. Di tengah upaya untuk memajukan sektor ini, Siti Rizky Amalia, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menyoroti potensi Sungai Mahakam sebagai sumber daya yang dapat dikelola untuk meningkatkan pariwisata dan pada gilirannya, kontribusi terhadap PAD. Sungai Mahakam, terutama melalui Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda, dianggap sebagai objek wisata potensial yang bisa dijelajahi.

Eksplorasi Potensi Sungai Mahakam

Menurut Rizky Amalia, kerjasama antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), elemen masyarakat, dan pemerintah dapat menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi Sungai Mahakam sebagai destinasi wisata. Dalam konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dia mengajukan pandangan bahwa pendapatan daerah dapat terus meningkat seiring dengan pembangunan tersebut. Namun, untuk mencapai hal ini, perlu adanya pembangunan spot-spot wisata yang menarik bagi masyarakat lokal maupun pengunjung dari luar.

Rizky Amalia menyoroti 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur yang memiliki potensi wisata yang dapat dieksplorasi. Salah satu contohnya adalah Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda yang memiliki potensi sebagai destinasi wisata sungai, sejalan dengan tren wisata internasional.

Pentingnya Pengelolaan Sampah dalam Pariwisata Berkelanjutan

Sejalan dengan upaya pengembangan pariwisata, Rizky Amalia menegaskan bahwa pengelolaan sampah menjadi faktor kritis dalam keberhasilan sektor ini. Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan pelaku pariwisata. Pengelolaan sampah yang baik adalah prasyarat untuk menjaga keindahan Sungai Mahakam dan kawasan sekitarnya agar tetap menarik bagi wisatawan.

Rizky Amalia menekankan perlunya perhatian serius terhadap pengelolaan sampah, dengan harapan bahwa Sungai Mahakam dapat menjadi destinasi wisata kapal dan menawarkan pengalaman yang nyaman bagi pengunjung. Dengan kata lain, pariwisata yang berkelanjutan harus menjadi fokus, di mana pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata harus diimbangi dengan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

Peran Peraturan Daerah dalam Pengelolaan Sampah dan Pariwisata

Dalam konteks ini, Rizky Amalia membicarakan peran penting peraturan daerah (Perda). Menurutnya, kehadiran Perda dapat membantu menciptakan kerangka kerja yang memadai untuk pengelolaan sampah dan pengembangan pariwisata. Perda yang baik harus mengedepankan ketertiban dan tanggung jawab masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dia menyatakan bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci, dan aturan yang jelas melalui Perda dapat membentuk pola pikir masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Dengan adanya regulasi yang jelas, diharapkan masyarakat akan lebih terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar Sungai Mahakam.

Sinergi Semua Pihak dalam Pengembangan Pariwisata

Rizky Amalia menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak dalam upaya pengembangan pariwisata. Tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dunia usaha, dan lembaga lainnya. Sinergi ini diperlukan untuk memastikan bahwa upaya pengembangan pariwisata berlangsung secara terkoordinasi dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Rizky Amalia mengungkapkan bahwa upaya pengembangan pariwisata di sekitar Sungai Mahakam dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal. Pengembangan infrastruktur pariwisata seperti sarana transportasi, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya beli masyarakat lokal.

Potensi Ekonomi dan Sosial

Potensi ekonomi dari sektor pariwisata di sekitar Sungai Mahakam tidak hanya terbatas pada pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi pariwisata. Dampak ekonomi yang lebih luas dapat dirasakan melalui peningkatan aktivitas bisnis di sektor perhotelan, restoran, dan usaha kecil menengah (UKM) lainnya yang terlibat dalam ekosistem pariwisata.

Selain itu, pengembangan pariwisata dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kesadaran budaya dan lingkungan di kalangan masyarakat. Dengan menarik wisatawan, akan terjadi pertukaran budaya dan peningkatan pemahaman terhadap kekayaan alam dan budaya lokal.

Kesimpulan

Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pariwisata, pengelolaan potensi Sungai Mahakam menjadi suatu keharusan. Upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengoptimalkan potensi ini.

Pengembangan pariwisata harus mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan, termasuk pengelolaan sampah yang baik dan peraturan yang mendukung. Melalui sinergi semua pihak, diharapkan Sungai Mahakam dapat menjadi destinasi wisata yang menarik, memberikan kontribusi signifikan pada PAD, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi masyarakat setempat.(ADV/DPRD Kaltim)