Meningkatkan Kesehatan Mental di Kalimantan Timur: Tantangan dan Solusi

SAMARINDA.JURNALETAM – Kesehatan mental semakin menjadi isu yang mendesak di Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim). Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Salehuddin, menggarisbawahi bahwa kondisi kesehatan mental di daerah tersebut, terutama di kalangan generasi muda, semakin mengkhawatirkan. Meskipun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental telah meningkat, tantangan nyata terletak pada ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Artikel ini akan membahas kondisi kesehatan mental di Kaltim, menyoroti kekurangan fasilitas dan tenaga kesehatan jiwa, serta merinci solusi yang dapat diambil untuk meningkatkan situasi ini.

Kondisi Kesehatan Mental di Kaltim

Salehuddin, Legislator dari daerah pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya gangguan kesehatan mental di Kaltim. Dia mencatat bahwa jumlah psikolog dan psikiater di sepuluh Kabupaten/Kota di Kaltim masih jauh dari mencukupi. Terlebih lagi, tingginya prevalensi gangguan kesehatan mental di daerah tersebut menimbulkan kebutuhan yang semakin mendesak akan tenaga kesehatan jiwa.

Ketidakseimbangan antara Kebutuhan dan Fasilitas

Dalam konteks ini, Salehuddin menyoroti ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Meskipun gangguan kesehatan mental semakin meluas, fasilitas pelayanan kesehatan jiwa masih terbatas. Hal ini menciptakan tantangan serius dalam memberikan perawatan yang memadai bagi mereka yang membutuhkannya.

Pemanggilan kepada Pemerintah Provinsi Kaltim

Salehuddin memandang bahwa solusi utama terletak pada tindakan proaktif Pemerintah Provinsi Kaltim. Ia menekankan perlunya perekrutan lebih banyak tenaga kesehatan jiwa dan menyarankan agar rumah sakit kabupaten dan kota dapat memainkan peran lebih besar dalam memberikan pelayanan kesehatan mental. Pemprov Kaltim diharapkan untuk memberikan perhatian khusus terhadap penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa yang lebih luas.

Pengalaman Positif Rumah Sakit Panglima Sebaya di Kabupaten Paser

Sebagai catatan positif, Salehuddin mencatat keberhasilan Rumah Sakit Panglima Sebaya di Kabupaten Paser. Rumah sakit ini telah menunjukkan pendekatan inovatif dengan menyediakan ruang perawatan khusus untuk gangguan jiwa. Pendekatan semacam ini dapat menjadi solusi yang efektif, terutama ketika prevalensi gangguan jiwa terus meningkat. Meniru model ini di tempat lain di Kaltim dapat membantu mengatasi kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.

Perluasan Pendekatan Preventif

Salehuddin juga memberikan perhatian pada pentingnya pendekatan preventif dalam menjaga kesehatan mental masyarakat. Meskipun pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif telah cukup baik, upaya pencegahan harus menjadi fokus utama. Ia menegaskan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, dan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental dapat membantu mengurangi beban pada sistem kesehatan.

Kesimpulan dan Tindak Lanjut

Dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di Kalimantan Timur, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pemerintah Provinsi Kaltim diharapkan untuk merespons panggilan Salehuddin dengan tindakan nyata, seperti merekrut lebih banyak tenaga kesehatan jiwa dan meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan mental di rumah sakit kabupaten dan kota. Pendekatan inovatif, seperti yang telah terbukti berhasil di Rumah Sakit Panglima Sebaya, perlu diteladani di tempat lain. Selain itu, kampanye pencegahan yang proaktif harus ditingkatkan untuk mengurangi jumlah kasus gangguan kesehatan mental.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa Kalimantan Timur dapat membangun fondasi yang kuat untuk mendukung kesehatan mental masyarakatnya. Seiring waktu, upaya ini diharapkan dapat mengurangi stigma seputar kesehatan mental, memberikan perawatan yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara keseluruhan.(ADV/DPRD Kaltim)