SAMARINDA.JURNALETAM – Fenomena kelas kosong menjadi sorotan di dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur. Keluhan para siswa mengenai ketidakaktifan beberapa guru dalam proses pengajaran membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim turun tangan untuk menyelidiki dan mengambil tindakan tegas bagi guru yang dianggap lalai.
Rizal (nama samaran), seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), turut mengungkapkan keluhannya terkait absennya beberapa guru dalam jam pelajaran. Ia menyatakan bahwa kelasnya seringkali mengalami jam kosong tanpa keterangan yang jelas. Rizal berharap agar guru-guru yang sebelumnya kurang aktif dapat lebih rajin hadir di kelas agar upaya belajar siswa tidak sia-sia.
“Dalam satu hari ada empat mata pelajaran, tetapi hanya satu atau dua guru yang hadir, sedangkan sisanya jam kosong,” ungkapnya.
Bunga (nama samaran), seorang siswi SMA di Samarinda, juga berbagi pengalaman serupa. Meski presentase kehadiran guru di sekolahnya lebih baik daripada yang diungkapkan Rizal, namun beberapa guru tetap absen tanpa memberikan keterangan yang jelas.
“Di sekolah kami, guru-guru masih sering masuk, hanya beberapa guru saja yang absen, dan meskipun mereka tidak hadir, kami tetap diberikan tugas,” kata Bunga.
Muhammad Jasniansyah, Kepala Bidang SMA Disdikbud Kaltim, merespons keluhan siswa terkait kurangnya kehadiran guru di kelas. Bagi Jasniansyah, seorang guru tidak boleh mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Pihak Disdikbud Kaltim akan melakukan investigasi dan mengumpulkan data terkait laporan ini sebelum mengambil tindakan sanksi.
“Jika laporan tersebut terbukti benar, kami akan mengambil tindakan yang sesuai terhadap sekolah yang bersangkutan,” jelasnya. Namun, Jasniansyah menegaskan bahwa sanksi terhadap guru-guru yang dianggap kurang aktif akan dipertimbangkan dengan cermat setelah penelitian lebih mendalam.
“Kami belum dapat memberlakukan sanksi, karena perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai kasus ini. Kami perlu meninjau kembali situasi secara lebih rinci, termasuk alasan dari sekolah-sekolah tersebut, sebelum mengambil tindakan lebih lanjut,” tambahnya.(ADV/ Disdik Kaltim)