SAMARINDA.JURNALETAM – Muhammad Jasniansyah, Kepala Bidang SMA Disdikbud Kaltim, memberikan harapan dan imbauan kepada para guru yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat lebih konsisten dalam mengajar di kelas. Baginya, peran guru sangat krusial dalam pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, dengan dampak signifikan pada kualitas dan masa depan para siswa.
Fenomena kelas kosong, yang telah menjadi perhatian utama, menimbulkan dampak negatif bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Para siswa menjadi kelompok yang paling merasakan dampak tersebut, mengganggu perkembangan mereka dari segi pengetahuan, sikap, hingga kedisiplinan di masa yang akan datang.
Namun, apa yang menjadi penyebab utama absennya guru-guru dalam kelas? Sejumlah faktor penyebab ini telah dikaji oleh Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemendikbud pada tahun 2013. Data tersebut mengidentifikasi 11 faktor penyebab, dengan “izin resmi keperluan di luar sekolah” (33,33%) menjadi alasan terbanyak guru tidak hadir dalam kelas. Diikuti oleh “sakit dengan keterangan” (19,05%) dan “ditugaskan rapat di luar lokasi sekolah” (15,48%).
Penyebab keempat adalah “ditugaskan mengikuti pelatihan” (15,48%), sedangkan 7 faktor lainnya masing-masing tidak mencapai angka 5%. Data ini menunjukkan beberapa faktor yang menandakan keterlibatan pihak manajemen sekolah dalam fenomena kelalaian guru dalam mengajar.
Dari data yang sama, terungkap bahwa ada dampak negatif yang signifikan bagi para siswa akibat kelas kosong yang mereka alami. Beberapa fakta yang diidentifikasi termasuk “siswa menjadi tidak tertib” (20,26%), “siswa tertinggal materi pelajaran” (18,55%), “siswa tidak maksimal belajar” (18,24%), hingga “siswa mengganggu kelas lain” (15,17%).
Penting untuk mencari solusi yang efektif guna mengatasi permasalahan ini dan memastikan keberlangsungan pembelajaran yang optimal bagi perkembangan siswa di lingkungan pendidikan.(ADV/ Disdik Kaltim)