Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kalimantan Timur: Dorongan Komisi IV DPRD

SAMARINDA.JURNALETAM – Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menyoroti perihal pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Benua Etam. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati, mengungkapkan kekhawatiran terkait ketidakseimbangan antara jumlah guru yang tersedia dan jumlah anak berkebutuhan khusus di wilayah tersebut.

Menurut Puji, kondisi ini memicu keprihatinan, terutama mengingat pentingnya peran guru dalam memberikan perhatian dan stimulus sesuai dengan karakter dan kebutuhan khusus anak-anak tersebut. “Rasio satu guru untuk tiga hingga lima siswa yang berkebutuhan khusus masih terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan ini,” ujarnya dengan serius.

Perjuangan Komisi IV: Meningkatkan Mutu Pendidikan ABK di Kaltim
Dalam upaya untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, Puji Setyowati dan anggota Komisi IV DPRD terus melakukan langkah-langkah konkrit. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pengangkatan guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB) yang belum memiliki penempatan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah guru SLB yang tersedia di Kalimantan Timur.

Selain itu, Puji mengungkapkan keinginan untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi negeri guna mendirikan jurusan khusus dalam pendidikan guru-guru SLB. Meskipun program semacam ini sudah ada di Jawa, namun penerapannya di Kaltim memerlukan waktu dan biaya yang signifikan.

“Kerja sama dengan perguruan tinggi di Kaltim harus menjadi prioritas dalam menangani permasalahan ini,” tegas Puji Setyowati.

Langkah Strategis: Peningkatan Jumlah Guru dan Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi
Pengangkatan guru-guru SLB sebagai ASN menjadi langkah strategis yang diusulkan oleh Komisi IV DPRD. Dengan demikian, diharapkan dapat mengatasi kekurangan jumlah guru yang saat ini menjadi salah satu hambatan utama dalam memberikan pendidikan yang optimal bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Selain itu, kerja sama dengan perguruan tinggi di Kaltim menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan ini. Puji Setyowati berpendapat bahwa pendirian jurusan khusus dalam pendidikan guru-guru SLB di perguruan tinggi negeri akan memberikan kontribusi positif dalam menangani kebutuhan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.

Meskipun menyadari bahwa implementasi program ini membutuhkan waktu dan investasi yang besar, Puji Setyowati menegaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah yang perlu diambil untuk memastikan pendidikan yang setara bagi semua anak di Kaltim.

Kendala dan Harapan: Membawa Program Pendidikan ABK ke Kalimantan Timur
Meskipun langkah-langkah tersebut telah berhasil diimplementasikan di beberapa wilayah di Jawa, Puji Setyowati menyadari bahwa membawa program serupa ke Kaltim bukanlah tugas yang mudah. Kendala seperti biaya dan waktu menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi, namun ia tetap optimis bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi dan upaya bersama dapat mengatasi hambatan tersebut.

“Kerja sama dengan perguruan tinggi di Kaltim memang harus dilakukan untuk menangani permasalahan ini,” ujar Puji dengan keyakinan.

Harapan Legislator: Setara dan Berkualitas
Puji Setyowati, yang merupakan legislator dari daerah pemilihan (dapil) Kota Samarinda, mengungkapkan harapannya. Ia berharap bahwa upaya yang dilakukan oleh Komisi IV DPRD Kaltim dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas utama dalam upaya ini.

“Semoga dengan upaya yang lebih besar, mereka dapat meraih pendidikan yang setara dengan anak-anak lainnya,” pungkas Puji dengan harapan besar.

Kesimpulan: Komitmen untuk Meningkatkan Pendidikan ABK di Kalimantan Timur
Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di wilayah tersebut. Meskipun dihadapkan pada kendala seperti ketidakseimbangan jumlah guru, mereka terus mencari solusi dan mengambil langkah-langkah strategis seperti pengangkatan guru-guru SLB sebagai ASN dan kerja sama dengan perguruan tinggi.

Kendati perjuangan untuk membawa program pendidikan ABK yang berkualitas memerlukan waktu dan upaya yang besar, Komisi IV DPRD Kaltim bersama Puji Setyowati sebagai pemimpinnya berharap dapat memberikan dampak positif bagi masa depan anak-anak berkebutuhan khusus di Kalimantan Timur. Harapannya adalah terwujudnya pendidikan yang setara dan berkualitas bagi semua anak, tanpa terkecuali.(ADV/DPRD Kaltim)