Pemenuhan Modal Bankaltimtara Disetujui: Harapan Agiel untuk Perluas Program Kredit Melawan Rentenir

SAMARINDA.JURNALETAM – Dalam sebuah keputusan bersejarah, Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyetujui pemenuhan modal sebesar Rp 3,5 triliun yang diajukan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Kaltim Kaltara (Bankaltimtara). Keputusan tersebut mendapat sambutan positif dari Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kaltim, Agiel Suwarno, yang berharap pemenuhan modal ini akan mendorong Bankaltimtara untuk memperluas program kredit melawan rentenir di seluruh kabupaten/kota di Benua Etam.

Dalam keterangannya, Agiel Suwarno menyatakan, “Komisi II telah menyetujui pemenuhan modal sebesar Rp 3,5 triliun ke Bankaltimtara. Jadi sebisanya, Bankaltimtara bisa menerapkan program kredit melawan rentenir sebagaimana diterapkan di Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar).” Dengan adanya pemenuhan modal ini, diharapkan Bankaltimtara dapat memberikan dampak positif melalui program kredit melawan rentenir dengan bunga nol persen.

Program kredit melawan rentenir, menurut Agiel, memiliki manfaat signifikan bagi masyarakat, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang seringkali membutuhkan modal usaha tanpa dibebani bunga tinggi. Agiel berpendapat bahwa program ini dapat menjadi salah satu upaya untuk memantapkan perekonomian Kaltim, terutama di tengah-tengah pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan.

“Kita harap ekonomi Kaltim dimantapkan, jangan hanya dukungan ke korporasi yang besar saja, yang kecil semacam UMKM juga harus bertumbuh, apalagi yang ada hubungan dengan pertumbuhan IKN, biar jelas uang beredar ke mana,” tambahnya.

Agiel Suwarno kemudian mencontohkan beberapa program serupa yang sudah berjalan di daerah, seperti program Kredit Bertuah di Samarinda dan program Kredit Kukar Idaman di Kutai Kartanegara. Dia sangat berharap agar program-program ini dapat diimplementasikan di sepuluh kabupaten/kota lainnya di Kaltim.

“Yang di Kutai Timur, Berau, Bontang, kredit tanpa bunga belum ada. Padahal, di sana pertumbuhan ekonomi ditunjang pertambangan dan perkebunan cukup besar. Itu butuh UMKM memenuhi kebutuhan di perkebunan dan pertambangan. Tenaga kerja banyak, kebutuhan pokok, dan sebagainya sangat luar biasa,” ungkapnya dengan penuh harap.

Selain itu, Agiel Suwarno juga menyoroti perlunya dukungan dari Bankaltimtara terhadap pengusaha kecil yang membutuhkan peralatan usaha, seperti percetakan. Ia mengusulkan agar Bankaltimtara memberikan kredit tanpa bunga atau bunga rendah untuk membantu pertumbuhan usaha kecil di daerah.

“Pengusaha kecil banyak membutuhkan di daerah. Misalnya, ada pasar di Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur, peredaran uang sampai sehari bisa Rp4-5 miliar. Yang dulunya pasar kecil tapi dikelilingi oleh perkebunan sawit yang penduduknya pekerja banyak, jadi luar biasa,” paparnya.

Agiel Suwarno melanjutkan bahwa dengan adanya penyertaan modal baru, Bankaltimtara dapat didorong untuk mengembangkan fasilitas yang mendukung UMKM. Meskipun mengakui pentingnya dukungan terhadap korporasi besar, Agiel menegaskan bahwa UMKM juga harus mendapatkan bantuan. Menurutnya, kerjasama yang seimbang akan menciptakan manfaat bersama bagi semua pihak.

“Tentu ada nilai tambah kalau jalan bersamaan, dengan begitu semuanya dapat manfaat bersama,” tegasnya.

Dengan disetujuinya pemenuhan modal sebesar Rp 3,5 triliun untuk Bankaltimtara, harapan Agiel Suwarno semakin mendalam untuk melihat perubahan positif dalam perekonomian Kaltim, terutama bagi UMKM di seluruh Benua Etam. Program kredit melawan rentenir diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di wilayah tersebut.(ADV/DPRD Kaltim)