SAMARINDA.JURNALETAM – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mengakui telah melakukan upaya maksimal dalam menghadapi bahaya HIV AIDS dan mengoptimalkan langkah-langkah penanggulangan penyakit tersebut di wilayahnya. Saat ini, provinsi tersebut telah dilengkapi dengan dokter spesialis penyakit menular HIV AIDS untuk menangani kasus-kasus yang muncul.
Kepala Dinkes Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin, menyatakan bahwa pihaknya telah menyediakan sekitar 265 Fasilitas Kesehatan (Faskes) di provinsi tersebut, yang dirancang khusus untuk memberikan layanan pengobatan HIV AIDS. Dalam rangka menanggulangi bahaya tersebut, Dinkes Kaltim menjalin kerja sama dengan beberapa dokter praktek, rumah sakit, dan klinik.
“Kita memiliki dokter spesialis yang khusus menangani HIV, dan ada sekitar 265 faskes yang dapat memberikan layanan pengobatan HIV,” ungkap Jaya Mualimin.
Mualimin menyoroti tingginya tingkat penularan penyakit HIV AIDS, bahkan pada beberapa kasus menyerang ibu hamil. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa penyakit ini tidak menular pada bayi yang dikandung oleh ibu yang terinfeksi. Meski begitu, ibu hamil yang terjangkit HIV AIDS tetap harus menjalani terapi virologi sesuai rekomendasi dokter guna menekan penyebaran virus.
“Proses penularan penyakit HIV AIDS masih tinggi, terutama pada ibu hamil. Namun, penting untuk diketahui bahwa penyakit ini tidak menular pada bayi,” tambahnya.
Hingga saat ini, terapi virologi dianggap sebagai treatment penting dalam menekan bahaya HIV AIDS dan memperpanjang harapan hidup penderita. Jaya Mualimin mengimbau agar penderita HIV AIDS tidak hanya mengonsumsi obat dan menjalani terapi virologi, tetapi juga menjaga gaya hidup sehat dan kebersihan untuk memastikan keselamatan dan kelangsungan hidup pasien.
“Selain terapi, penting bagi pasien HIV AIDS untuk menjaga kesehatan dan kebersihan agar mereka dapat hidup dengan aman dan bertahan dari ancaman penyakit ini,” kata Mualimin.
Upaya maksimal dari Dinkes Kaltim ini diharapkan dapat memitigasi penyebaran HIV AIDS di Provinsi Kalimantan Timur dan memberikan perlindungan serta perawatan yang optimal bagi para penderita. (ADV/Dinkes Kaltim)