Samarinda Berkeinginan Bebas Tambang pada 2026: Dukungan Sutomo Jabir

SAMARINDA.JURNALETAM –  Sutomo Jabir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, memberikan dukungan terhadap rencana Pemerintah Kota Samarinda untuk menjadikan kota tepian sungai ini bebas dari aktivitas tambang pada tahun 2026.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari inisiatif yang dipimpin oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang berkomitmen untuk mengembangkan sektor perdagangan, jasa, dan industri sebagai sumber daya alternatif yang tidak dapat diperbarui. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh aktivitas tambang di wilayah tersebut.

Sutomo Jabir menyatakan dukungannya terhadap keputusan Pemerintah Kota Samarinda, asalkan kebijakan ini memberikan manfaat positif yang nyata bagi penduduk setempat. “Kami selalu mendukung program yang memprioritaskan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Namun, Jabir menekankan pentingnya dukungan bersama dari semua sektor masyarakat Samarinda untuk mewujudkan visi kota bebas tambang pada 2026. Ia menyadari bahwa kebijakan ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan sosial penduduk, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan lingkungan akibat paparan aktivitas tambang.

Kolaborasi lintas sektor dianggap penting untuk mencapai tujuan ini, menurut Jabir. Ia mengajak Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim), DPRD, dan semua pemangku kepentingan terkait untuk bersinergi dalam upaya menjadikan Samarinda bebas tambang. Menarik paralel dengan upaya kolaboratif dalam penanganan banjir di kota tersebut, Jabir menekankan perlunya pendekatan yang bersatu.

“Contohnya penanganan banjir di Kota Samarinda, itu kan di bawah naungan Wali Kota, tetapi Pemprov mengambil inisiatif untuk bekerja sama mencari solusi agar masalah banjir segera teratasi,” ungkapnya.

Langkah menuju Samarinda bebas tambang mencerminkan komitmen lebih luas terhadap pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan upaya global untuk seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Saat kota ini berusaha mendiversifikasi basis ekonominya melampaui ketergantungan pada sumber daya alam, transisi menuju perdagangan, jasa, dan industri diharapkan membuka peluang baru bagi penduduknya.

Wali Kota Andi Harun, sebagai pendukung kunci transisi ini, telah merinci rencana komprehensif untuk menarik investasi dan mempromosikan kewirausahaan di sektor non-ekstraktif. Tujuannya bukan hanya untuk menjamin masa depan ekonomi yang stabil bagi Samarinda, tetapi juga menciptakan model pembangunan berkelanjutan yang dapat diikuti oleh daerah lain.

Dalam mendukung upaya kota ini, Sutomo Jabir menekankan perlunya perencanaan yang teliti dan keterlibatan masyarakat. “Transisi sebesar ini memerlukan pertimbangan yang hati-hati terhadap implikasi sosial dan ekonomi. Penting untuk memastikan bahwa penduduk setempat tidak hanya diinformasikan, tetapi juga aktif terlibat dalam membentuk masa depan Samarinda,” katanya.

Salah satu keprihatinan utama yang terkait dengan aktivitas tambang adalah degradasi lingkungan yang seringkali menyertainya. Samarinda, yang terletak di wilayah yang dikenal dengan keanekaragaman hayatinya, telah menyaksikan dampak ekologis dari tambang di lanskapnya. Dengan inisiatif bebas tambang, kota ini bertujuan untuk memulihkan dan menjaga lingkungan alaminya, mengakui pentingnya praktik berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi saat ini dan mendatang.

Jabir lebih lanjut menekankan potensi manfaat kesehatan dengan menjauh dari aktivitas tambang. “Kesehatan lingkungan kita berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat kita. Dengan mengurangi paparan polutan dan mengurangi degradasi lingkungan, kita melindungi kesejahteraan warga kita,” katanya.

Kesuksesan inisiatif bebas tambang ini bergantung pada upaya kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, perusahaan swasta, masyarakat sipil, dan masyarakat lokal harus bekerja bersama-sama untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan transisi yang signifikan ini. Jabir mendorong semua pihak untuk memprioritaskan kepentingan bersama dan menempatkan kepentingan individu pada manfaat kolektif Samarinda.

Seiring berjalannya transisi, peran Pemerintah Provinsi menjadi sangat penting. Sutomo Jabir menyerukan kepada Pemprov Kaltim untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk memfasilitasi pergeseran Samarinda menuju ekonomi yang lebih beragam. “Pemerintah Provinsi memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung untuk inisiatif lokal berkembang. Kami membutuhkan dukungan mereka dalam pengembangan infrastruktur, peningkatan kapasitas, dan menarik investasi,” katanya.

Menarik paralel dengan studi kasus yang sukses, Jabir menekankan pentingnya belajar dari daerah lain yang telah mengalami transisi serupa. “Kita dapat memperoleh wawasan berharga dari kota dan daerah lain yang berhasil mendiversifikasi ekonomi mereka. Pertukaran pengetahuan ini dapat membantu Samarinda mengatasi tantangan potensial dan memanfaatkan peluang,” saran Jabir.

Komitmen untuk masa depan bebas tambang tidak terlepas dari tantangan. Ketergantungan ekonomi, kekhawatiran akan tenaga kerja, dan kebutuhan akan sumber pendapatan alternatif adalah beberapa hambatan yang harus diatasi. Namun, Sutomo Jabir melihat tantangan ini sebagai peluang untuk inovasi dan pemecahan masalah kreatif.

“Jalan menuju Samarinda bebas tambang akan memerlukan ketahanan, adaptabilitas, dan pemikiran inovatif. Ini adalah peluang bagi kita untuk menjelajahi jalur baru pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. Dengan merangkul perubahan dan mendorong inovasi, kita dapat menciptakan kota yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” katanya.

Dalam membela penyebab Samarinda bebas tambang, Jabir menekankan pentingnya inklusivitas dan memastikan bahwa tidak ada komunitas yang ditinggalkan. “Kita harus memberikan prioritas pada keadilan sosial dalam transisi ini. Penting untuk menciptakan mekanisme yang memastikan manfaat pembangunan mencapai semua segmen masyarakat, terutama yang mungkin lebih rentan terhadap pergeseran ekonomi,” desaknya.

Keberhasilan inisiatif bebas tambang Samarinda akan menjadi bukti kemauan dan visi bersama pemimpinnya, para pemangku kepentingan, dan warganya. Saat kota ini membentuk arah baru menuju pembangunan berkelanjutan, ia menjadi mercusuar bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa. Dengan Sutomo Jabir dan advokat lainnya mendukung perjalanan transformatif ini, Samarinda siap untuk menentukan ulang masa depannya dan memberikan kontribusi pada diskursus global tentang pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.(ADV/DPRD Kaltim)