BPBD Kaltim Sosialisasikan Kesiapsiagaan Bencana pada Anak Usia Dini: Edukasi untuk Membangun Generasi Tangguh

SAMARINDA.JURNALETAM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) menerima kunjungan dari Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cakrawala Kaki Langit. Rombongan ini terdiri dari 26 anak usia dini, didampingi oleh guru PAUD dan orang tua mereka.

Kepala BPBD Kaltim, Agus Tianur, menyatakan bahwa tujuan kunjungan ini adalah memberikan edukasi terkait kebencanaan kepada anak-anak PAUD. Hal ini dianggap penting karena anak-anak ini merupakan aset generasi penerus yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi potensi bencana di masa depan.

“Sasaran utama kami adalah memberikan edukasi kebencanaan agar mereka dapat memahami penanggulangan bencana secara menyeluruh,” ujar Analis Kebijakan Ahli Muda BPBD Kaltim, Sugeng Priyanto.

Dalam edukasi tersebut, Sugeng menekankan pentingnya peran orang tua dan guru PAUD dalam mendampingi anak-anak mereka untuk mengurangi risiko bencana. Dia menyebutkan bahwa para orang tua dan guru harus memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di Kota Samarinda, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), serta kebakaran pemukiman.

“Sangat penting bagi orang tua dan guru untuk tidak membiarkan anak-anak bermain sepenuhnya tanpa pengawasan. Contohnya, dalam kasus kebakaran pemukiman, pemicu bisa berasal dari kegiatan bermain dengan korek api atau memasak tanpa pengawasan,” jelasnya.

Selain memberikan pelatihan tanggap bencana, petugas BPBD Kaltim juga memperkenalkan berbagai peralatan yang sering digunakan dalam penanggulangan bencana, beserta fungsi dan tujuannya. Mereka juga melakukan simulasi tanah longsor dan memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mencari tempat yang aman saat terjadi bencana.

Sugeng menambahkan bahwa penting bagi orang tua dan guru PAUD untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang berbagai jenis bencana, baik alam, non-alam, maupun sosial. Termasuk dalam kesiapan menghadapi bencana tersebut, seperti penempatan titik kumpul dan bagaimana mereka dapat ditolong oleh orang tua mereka.

“Prinsip dalam penanggulangan bencana adalah ‘tolong diri kita dulu, baru kita menolong korbannya,'” tutup Sugeng, mengingatkan bahwa kesiapsiagaan pribadi merupakan kunci utama dalam menghadapi situasi darurat.. (ADV/BPBD Kaltim)