SAMARINDA.JURNALETAM – Pendistribusian vaksin malaria di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi sorotan penting mengingat masih adanya penularan kasus malaria di beberapa wilayah. Meskipun penyakit ini dapat berakibat fatal, pemberian vaksin malaria dinilai efektif dalam mencegah penyebarannya.
Menurut data Dinas Kesehatan Kaltim, pada tahun 2023, kasus malaria di wilayah tersebut mengalami peningkatan signifikan, mencapai 61 kasus positif. Peta sebaran kasus ini menunjukkan titik rawan di beberapa wilayah, termasuk 2 kasus di Penajam Paser Utara (PPU), 38 kasus di Kutai Timur (Kutim), 3 kasus di Kutai Barat (Kubar), 2 kasus di Berau, dan 16 kasus di Balikpapan.
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menjadi perhatian utama karena dinilai sebagai daerah potensial terkena malaria berdasarkan Annual Parasite Incidence (API). Profesi yang berhubungan dengan sektor kehutanan dan perkebunan, seperti petani hutan, perambah hutan, dan pekerja reboisasi, menjadi kelompok yang rentan terkena malaria.
Setyo Budi Basuki, Kepala Bidang P2P Dinkes Kaltim, mengungkapkan bahwa ada lima wilayah di Kaltim yang belum bebas dari status malaria, termasuk Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar), Berau, Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU). Pemerintah daerah di kelima kabupaten tersebut diharapkan dapat mengambil langkah-langkah komprehensif untuk menekan prevalensi penyakit malaria.
Sejak tahun 2022, Pemerintah Provinsi Kaltim telah berupaya mempercepat status zero malaria dengan menyusun draft Peraturan Gubernur (Pergub). Langkah ini sejalan dengan target nasional pada tahun 2030 untuk menjadikan Indonesia bebas dari malaria. Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Kalimantan Timur menyatakan komitmen mereka dalam acara Puncak Hari Malaria Sedunia Tahun 2023.
Salah satu solusi yang diusulkan untuk melawan penyebaran malaria adalah melalui pendistribusian vaksin malaria secara merata, terutama ke wilayah terpencil. Malaria sendiri disebabkan oleh parasit plasmodium yang biasanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Meskipun vaksin malaria seperti RTS,S/AS01 telah menunjukkan kemajuan dalam uji coba, pendistribusian yang efektif dan merata menjadi kunci untuk menghentikan penularan lokal. Kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak di bawah lima tahun, populasi nomaden, dan pengunjung ke negara-negara endemis perlu mendapatkan perlindungan lebih tinggi.
Pentingnya pendistribusian vaksin dan upaya pencegahan malaria secara menyeluruh menjadi fokus utama untuk mencapai target eliminasi malaria di Kaltim dan Indonesia secara keseluruhan. (ADV/Dinkes Kaltim)