Dinkes Kaltim Rencanakan Penyaluran Vaksin Qdenga untuk Tekan Kasus DBD

BALIKPAPAN.JURNALETAM – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersiap untuk meluncurkan program penyaluran vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, mengumumkan rencana tersebut dalam upaya menanggulangi wabah DBD yang telah lama menghantui wilayah tersebut.

Kasus DBD di Kaltim belum bisa terselesaikan hingga saat ini, dan kehadiran vaksin baru berjenis Qdenga diharapkan dapat menjadi solusi efektif. Sebanyak 20.000 dosis vaksin Qdenga akan didistribusikan di Kota Balikpapan sebagai langkah pertama dalam program ini.

Jaya Mualimin menjelaskan bahwa vaksin Qdenga, yang telah resmi diedarkan sejak 9 September 2022, telah terbukti efektif dalam menekan angka kasus DBD. Dengan anggaran sekitar 9,6 milyar, Dinkes Kaltim berencana melanjutkan program penyaluran vaksin ini pada tahun-tahun mendatang.

“Mudahan di Desember ini sudah bisa jalan, kita anggarkan terus di tahun depan juga, ini dari APBD kita sendiri, 9,6 milyar itu cuma dapat 20 ribu dosis, kenapa di Balikpapan karena tahun ini ada sekitar 800 kasus yang berasal dari sana,” ujar Jaya.

Dalam upayanya mengatasi masalah DBD, Dinkes Kaltim telah memprioritaskan penanganan kasus ini sesuai dengan arahan Gubernur Isran Noor. Jaya Mualimin menyampaikan keinginan Gubernur untuk fokus pada penanganan DBD sebagai respons terhadap meningkatnya angka kematian akibat penyakit tersebut.

Rencananya, penyaluran vaksin DBD akan dimulai pada akhir tahun 2023, dengan harapan dapat menurunkan angka kasus DBD sebanyak 50 persen. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lain dalam penanganan penyakit DBD.

“Saya maunya launching vaksinasi DBD itu di akhir tahun 2023 saja, agar masyarakat bisa mendapatkan akses vaksinasi DBD. Pasalnya, vaksinasi ini sangat efektif mencegah DBD. Masyarakat bisa menikmatinya secara gratis, karena ini masuk program daerah,” ujar dr. Jaya Mualimin.

Melalui program ini, Dinkes Kaltim berharap dapat mengurangi angka kematian akibat DBD hingga nol persen. Upaya pengendalian vektor juga dianggap sebagai langkah kunci untuk mencapai target tersebut.

“Sampai saat ini, angka anak meninggal dunia karena DBD hanya 0,53 persen, itu masih di bawah satu persen, tetapi alangkah baiknya jika angka kematiannya Zero, bagaimana caranya, salah satunya dengan pengendalian vektor,” ucap Jaya. (ADV/Dinkes Kaltim)