Menghadirkan Kembali Semangat Nasionalisme: Sosialisasi Wawasan Kebangsaan oleh Muhammad Samsun

SAMARINDA.JURNALETAM – Dalam menghadapi tantangan lunturnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun, kembali mengambil inisiatif dengan menyelenggarakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang). Acara yang diadakan di Aula Al-Hidayah Mesjid Hayyun Mubarok, Jalan Penyinggahan Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, ini menjadi panggung bagi Samsun untuk berbicara tentang kekhawatiran akan kehilangan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat, terutama generasi muda.

Dalam pidatonya di hadapan 150 anggota Senkom Mitra Polri Kukar, peserta Sosbang ke-6, Samsun mencatat fakta yang mencengangkan. “18 orang dari 100 orang tidak tahu lagu kebangsaan Indonesia. Ada 24 orang dari 100 orang yang tidak hafal setiap sila pada Pancasila. Ini mencengangkan sekaligus mengkhawatirkan,” ujarnya dengan prihatin.

Samsun menyoroti fakta bahwa masih banyak masyarakat yang kurang familiar dengan nilai-nilai dasar kebangsaan, seperti Pancasila. Di tengah kenyataan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keberagaman suku dan budaya, Samsun menekankan pentingnya memahami dan menghargai keberagaman ini sebagai bagian integral dari persatuan dan kesatuan bangsa.

“Pentingnya sosialisasi wawasan kebangsaan terus digaungkan, untuk terus diingatkan kepada seluruh masyarakat. Indonesia terkenal dengan persatuan dan kesatuan di atas kemajemukannya,” tegas Samsun.

Legislator dari dapil Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tersebut juga meminta para anggota Senkom dari seluruh kecamatan se-Kukar untuk menjadi pionir atau agen perubahan yang mampu menyosialisasikan wawasan kebangsaan. Menurutnya, hal ini menjadi sangat penting, terutama di tahun politik, di mana kekhawatiran akan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) muncul akibat perbedaan-perbedaan yang mungkin timbul.

“Momen ini pas sekali untuk disampaikan, agar kita tidak terpecah belah dari dalam,” kata Samsun, yang juga Bendahara DPD PDI Perjuangan Provinsi Kaltim.

Hari Budianto, Ketua Senkom Kukar, juga memberikan pandangannya mengenai pentingnya acara Sosbang ini bagi generasi muda. “Hal ini merupakan koneksi yang bagus antara wakil ketua DPRD Kaltim dan Kesbangpol. Kami memerlukan Sosbang ini untuk generasi muda, bukan hanya mengetahui namun dapat mengimplementasikan di keseharian,” ujarnya.

Dalam suasana tahun politik, Samsun juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap potensi perpecahan dan ketidakamanan akibat perbedaan pendapat. Sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi potensi ini, Samsun menekankan bahwa keberagaman adalah keniscayaan, dan Indonesia telah menjadi contoh positif bagaimana keberagaman dapat menjadi sumber harmoni.

Rinda Desianti, Kepala Kesbangpol Kukar, turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut. Ia menekankan bahwa perbedaan adalah hal yang wajar, dan Indonesia telah menjadi contoh positif dalam menerjemahkan perbedaan menjadi harmoni. Sebagai contoh, Rinda menceritakan pengalamannya di Singkawang, di mana Muslim menjadi minoritas, namun toleransi sangat terlihat di sana.

“Generasi ini sangat berbeda pada jaman terdahulu, generasi sekarang ada masa yang hilang, ini cukup berbahaya, dan menjadi tantangan internal bangsa kita,” ungkap Rinda. Dengan pola hidup yang berbeda, Rinda menekankan bahwa tantangan internal bangsa Indonesia saat ini adalah menjaga keberagaman sebagai landasan kuat persatuan dan kesatuan.

“Inilah yang harus kita rawat, 4 pilar kebangsaan berikut implementasi di keseharian kita, menjadikan fondasi kuat dalam persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.

Dalam upaya menjaga semangat nasionalisme dan memperkuat fondasi persatuan, Sosialisasi Wawasan Kebangsaan yang diinisiasi oleh Muhammad Samsun dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi keamanan dan pemuda, menjadi langkah positif. Dengan menyadarkan generasi muda akan pentingnya memahami dan menghargai keberagaman, diharapkan Indonesia dapat terus menjadi negara yang kokoh dalam persatuan dan kesatuan, menghadapi dinamika zaman yang terus berkembang.(ADV/DPRD Kaltim)