Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Kembangkan Pertanian, DPRD Samarinda Soroti Tantangan di Daerah

Samarinda.Jurnaletam.com – Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat berpotensi memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor pertanian.

Menurutnya, program ini bisa menjadi peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan produksi dan distribusi hasil pertanian, terutama di daerah perkotaan.

“Saya pikir di daerah-daerah tertentu, program ini bisa berjalan dengan baik. Misalnya, di kota yang padat penduduk, pengelolaannya lebih mudah. Tapi kalau di daerah yang lebih tersebar, seperti antar kampung atau kabupaten yang letaknya berjauhan, tentu akan ada tantangan tersendiri,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPRD Samarinda, Senin (10/2/2025).

Viktor menekankan bahwa dalam implementasi program MBG, perlu diperhatikan sistem distribusi bahan pangan agar tidak hanya terpusat di kota, tetapi juga merata hingga ke daerah-daerah terpencil.

“Kalau di kota, akses pangan lebih mudah, stok lebih tersedia, dan distribusinya bisa lebih cepat. Tapi kalau di daerah yang jauh, tantangannya lebih besar, mulai dari infrastruktur hingga ketersediaan bahan pangan lokal yang mungkin tidak selalu mencukupi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya perencanaan yang matang agar program MBG benar-benar bisa meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Jika dilakukan dengan baik, petani akan memiliki kepastian pasar untuk hasil pertanian mereka. Namun, jika pengelolaannya kurang optimal, bisa terjadi ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam menikmati manfaat dari program ini.

“Harapannya, pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan para petani, distributor pangan, dan UMKM agar program ini bisa berjalan dengan lancar di seluruh wilayah, bukan hanya di kota besar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Politikus Demokrat itu mengajak pemerintah untuk melakukan pemetaan daerah yang berpotensi menjadi sentra penyedia bahan pangan bagi program MBG.

Menurutnya, daerah dengan sektor pertanian yang kuat harus didorong agar bisa menyuplai kebutuhan pangan secara berkelanjutan, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat program, tetapi juga oleh pelaku usaha dan petani lokal.

“Kita harus melihat ini dari berbagai sisi. Jangan hanya fokus pada distribusi makanan gratisnya saja, tapi juga bagaimana ini bisa berkelanjutan dan menghidupkan ekonomi daerah, terutama sektor pertanian,” pungkasnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Viktor berharap pemerintah daerah dapat menyusun strategi yang efektif agar program MBG benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi seluruh masyarakat, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil.