Ananda Emira Moeis Tanggapi Keluhan 2 Ruas Jalan Rusak di Samarinda Seberang

SAMARINDA.JURNALETAM – Keluhan warga terhadap kondisi jalan rusak di kawasan Samarinda Seberang kembali mencuat. Jalan Cipto Mangunkusumo dan Jalan Bung Tomo menjadi dua titik yang disorot, lantaran kondisinya yang kian memburuk dan belum tersentuh perbaikan hingga saat ini.

Kedua ruas jalan tersebut menjadi jalur vital yang menghubungkan warga di kawasan Samarinda Seberang ke pusat kota. Sayangnya, kerusakan yang sudah berlangsung lama membuat aktivitas warga terganggu dan menimbulkan kekhawatiran, terlebih saat musim hujan tiba, ketika lubang jalan tertutup genangan air dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyampaikan komitmennya untuk mengawal aspirasi warga terkait perbaikan jalan. Ia menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur menjadi perhatian serius DPRD, namun tetap harus melalui prosedur administrasi dan penganggaran yang sesuai aturan.

“Pastinya kita melihat skala prioritas. Tapi saya akan cek langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi sebenarnya. Kalau memang lubangnya besar, membahayakan, dan berdampak luas, maka itu harus masuk penanganan segera,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut, Kamis (08/05).

Menurut Ananda, pengajuan perbaikan jalan tidak bisa langsung dieksekusi tanpa dasar. Dibutuhkan data yang akurat dan verifikasi dari instansi teknis, sebelum usulan tersebut dibahas dalam rapat-rapat anggaran. Setelah itu, barulah anggaran bisa disiapkan dan direalisasikan dalam bentuk proyek fisik.

Ia juga mengajak masyarakat dan media untuk berpartisipasi aktif dalam pelaporan, agar proses pengusulan tidak terhambat oleh kurangnya data di lapangan.
“Silakan kirimkan dokumentasi kerusakan baik foto maupun titik koordinatnya. Itu sangat membantu untuk menyusun laporan awal dan mempercepat proses pengusulan anggaran,” tambah Ananda.

Lebih lanjut, ia berharap ada kerja sama lintas pihak, baik DPRD, pemerintah daerah, maupun warga untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Kami tidak tinggal diam. Tapi perlu dipahami bahwa setiap proses pembangunan harus melalui tahapan yang tidak instan. Namun begitu, aspirasi masyarakat seperti ini akan kami perjuangkan semaksimal mungkin,” pungkasnya.

Dengan kondisi jalan yang makin memprihatinkan, warga berharap janji-janji perbaikan tidak hanya berhenti pada tahap wacana. Mereka ingin segera melihat aksi nyata di lapangan yang dapat menjawab kebutuhan dasar akan akses jalan yang aman dan layak. (RIZ)