JURNALETAM.SAMARINDA – Kasus grup Facebook bertajuk “Fantasi Sedarah” yang tengah viral dan menuai kecaman publik di seluruh Indonesia dan menjadi perhatian serius DPRD Kalimantan Timur (Kaltim).
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, mengungkapkan kasus ini sebagai cerminan nyata dari terjadinya degradasi moral di kalangan generasi muda saat ini.
Menurutnya, fenomena ini menandakan bahwa sistem pendidikan nasional perlu dievaluasi secara menyeluruh.
“Bahwa ternyata pembentukan karakter itu jauh lebih penting dibandingkan dengan, misalnya, bagaimana memaksa dalam tanda kutip agar para pelajar kita itu memiliki prestasi akademik yang tinggi,” Ungkap Darlis sapaan karibnya. Selasa (20/5/2025).
Selain itu, Darlis menyebutkan bahwa kecerdasan tanpa karakter dan adab akan menjadi sia-sia. Ia mengkritik keras pendekatan pendidikan yang terlalu menitikberatkan pada nilai semata.
“Itu akan menjadi sia-sia ketika karakternya menjadi hilang atau menjadi minim. Kepandaian sangat tidak cukup tanpa dibarengi dengan adab dan karakter itu,” Ucapnya.
Kendati, teknologi dan media sosial kerap dijadikan kambing hitam dalam kasus-kasus serupa, Darlis menilai hal tersebut bukan akar permasalahan. Ia menekankan bahwa kemajuan teknologi adalah keniscayaan yang tidak bisa dihentikan, dan justru harus diimbangi dengan kesiapan pola pendidikan.
“Kita tidak bisa mengerem itu ya. Bagaimanapun juga kemajuan teknologi akan terus menemukan jalurnya. Tinggal kita yang menyesuaikan pola pendidikan kita, jangan sampai kita termakan dengan teknologi,” Jelas Darlis.
Sebagai langkah konkret, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendesak adanya reformasi sistem pendidikan yang lebih menekankan pada pembentukan karakter.
“Nah, kalau kita biarkan kondisi ini terus terjadi, maka kita akan digilas oleh perkembangan teknologi itu. Oleh karena itu, sistem arah kurikulum kita yang harus dirubah. Yang harus dirubah secara drastis,” Tutup Darlis.