Reses di Samarinda Seberang, Andi Saharuddin Serap Aspirasi Warga Soal Infrastruktur dan Ruang Publik

Jurnaletam.com – Puluhan warga berdatangan, tak hanya untuk bersilaturahmi, tapi juga membawa harapan dan keluhan dalam kegiatan reses anggota DPRD Kota Samarinda, Andi Saharuddin.

Acara tersebut menjadi ruang diskusi terbuka. Para tokoh masyarakat, pemuda, hingga ketua RT berkumpul dalam suasana santai namun sarat muatan serius. Reses itu menjadi jembatan penting antara perwakilan rakyat dan masyarakat yang diwakilinya.

Bagi Andi Saharuddin, kegiatan reses bukan sekadar formalitas tahunan dalam masa sidang legislatif. Ia menekankan bahwa forum seperti ini merupakan sarana paling nyata untuk mendengar langsung persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.

“Reses ini bukan agenda simbolik. Di sinilah kami bisa menyerap langsung kebutuhan masyarakat,” ungkap politisi Partai Golkar yang juga menjabat Ketua Fraksi di DPRD Kota Samarinda.

Dalam sesi dialog, warga menyampaikan berbagai keluhan, sebagian besar berkutat pada isu infrastruktur dasar. Salah satu ketua RT mengungkapkan bahwa saluran drainase di wilayahnya sering tersumbat, menyebabkan genangan saat hujan deras.

“Air nggak bisa mengalir, akhirnya masuk ke rumah warga,” keluhnya, Rabu (21/5/2025).

Masalah lain yang mencuat adalah minimnya penerangan jalan di sejumlah titik, yang menimbulkan rasa tidak aman, khususnya bagi anak-anak dan perempuan saat malam hari. Selain itu, para pemuda menyuarakan harapan agar tersedia fasilitas umum seperti balai pertemuan yang layak, agar aktivitas sosial dan keagamaan tidak perlu lagi menumpang di halaman rumah warga.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Andi menyatakan komitmennya untuk tidak berhenti pada pendataan semata. Ia menegaskan akan membawa semua aspirasi itu ke meja rapat komisi dan berkoordinasi dengan dinas terkait.

“Isu seperti drainase, lampu jalan, dan fasilitas publik itu kebutuhan mendasar. Saya akan kawal langsung ke OPD yang membidangi,” ujarnya tegas.

Ia juga mendorong masyarakat untuk tetap terlibat dalam proses pembangunan. Menurutnya, partisipasi warga harus berlanjut, tidak hanya saat menyampaikan keluhan, tetapi juga dalam proses pengawasan dan evaluasi pelaksanaan program.

Pendidikan Politik Lewat Dialog Langsung

Di balik suasana dialog yang berlangsung sekitar dua jam itu, Andi Saharuddin menyisipkan pesan penting: pentingnya pendidikan politik warga. Ia berharap forum semacam ini bisa membuka wawasan masyarakat terkait fungsi dan peran DPRD, yang bukan sekadar penyalur bantuan, melainkan sebagai pembuat regulasi dan pengawas jalannya pemerintahan.

“Masyarakat perlu memahami bahwa proses kerja kami ada dalam sistem. Tidak semua masalah bisa diselesaikan seketika, tapi melalui jalur kebijakan yang bertanggung jawab,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa peningkatan kesadaran politik masyarakat adalah fondasi penting dalam mewujudkan pemerintahan yang transparan dan berpihak pada rakyat.

Sebagai Ketua Fraksi Golkar, ia memastikan partainya akan terus mendorong program-program yang berpihak pada masyarakat, khususnya di kawasan padat penduduk seperti Samarinda Seberang, yang hingga kini masih menghadapi berbagai kendala pembangunan.

“Kami tidak ingin masyarakat hanya jadi objek. Suara mereka harus jadi pijakan arah kebijakan,” kata Andi.

Ia juga menyampaikan bahwa DPRD Kota Samarinda membuka kanal pengaduan dan ruang aspirasi lain di luar masa reses, termasuk melalui media digital dan posko layanan masyarakat.

Aspirasi dari Permukiman Tua yang Padat

Samarinda Seberang dikenal sebagai salah satu wilayah lama di kota ini, dengan permukiman padat dan infrastruktur yang masih tertinggal. Isu drainase dan minimnya penerangan jalan bukanlah hal baru, namun tetap menjadi keresahan karena belum terselesaikan secara tuntas.

Di akhir acara, dalam obrolan santai bersama warga, muncul ide untuk memulai penataan lingkungan berbasis komunitas. Beberapa warga mengusulkan adanya kegiatan gotong royong rutin, dengan harapan pemerintah daerah juga memberikan dukungan lebih konkret.

“Kalau cuma mengandalkan APBD, prosesnya bisa lama. Tapi kalau ada sinergi warga dan pemerintah, solusi bisa lebih cepat,” ujar salah satu tokoh pemuda usai kegiatan.