Anhar Soroti Krisis Air Bersih di Bukuan, Ironi di Tengah APBD Triliunan

Jurnaletam.com – Minimnya akses air bersih di wilayah pinggiran Kota Samarinda kembali menjadi sorotan. Anggota DPRD Kota Samarinda, Anhar, menegaskan bahwa hingga kini Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, masih belum terjangkau layanan PDAM.

Hal ini disebutnya sebagai ironi besar di tengah tingginya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kota.

“Dari dulu sampai sekarang, Bukuan belum pernah menikmati air PDAM. Ini sangat miris, padahal kita bicara kota dengan APBD Rp5 triliun,” ungkap Anhar saat ditemui di Gedung DPRD Samarinda, Jumat (23/5/2025).

Ia menyoroti ketimpangan pembangunan yang terjadi. Menurutnya, meski pemerintah daerah gencar membangun proyek-proyek berskala besar, kebutuhan mendasar seperti air bersih justru belum terpenuhi di beberapa wilayah.

“Kita sibuk membangun proyek besar, bahkan terowongan bernilai ratusan miliar. Tapi untuk air minum yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat, masih jadi masalah setiap kali saya turun ke lapangan,” kata politisi tersebut dengan nada kritis.

Anhar mengungkapkan, dari seluruh wilayah di Kecamatan Palaran, hanya sebagian kecil rumah yang mendapatkan layanan air bersih dari PDAM. Kelurahan Bukuan bahkan belum pernah tersentuh layanan dasar tersebut.

Lebih jauh, ia juga merespons alasan PDAM yang menyebut adanya larangan pemasangan jaringan sebagai salah satu hambatan. Menurutnya, alasan tersebut tidak seharusnya dijadikan penghalang. Ia justru mengapresiasi peran pihak swasta, seperti mendiang Ibu Neli, yang sempat menghadirkan layanan air bersih mandiri di kawasan itu.

“Masyarakat tidak peduli siapa yang mengelola, yang penting airnya bersih dan pelayanannya baik. Mereka bersedia membayar karena airnya layak konsumsi,” tegas Anhar.

Ia juga menilai bahwa indikator keberhasilan pembangunan bukan pada megahnya proyek, melainkan pada seberapa besar kebijakan itu menyentuh kebutuhan nyata warga.

“Pemerintah seharusnya lebih fokus pada layanan dasar, seperti air bersih. Jangan sampai kita sibuk mempercantik kota tapi lupa bahwa masih ada warga yang belum bisa mandi dengan air layak,” pungkasnya.