SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya jumlah anggota dewan perempuan pada periode 2024–2029.
Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam dunia politik, khususnya di parlemen, sangat penting untuk mewujudkan kebijakan yang berpihak pada perempuan, anak, dan keluarga.
“Partisipasi perempuan bukan soal kuota semata, tetapi soal hadirnya perspektif unik yang hanya bisa muncul dari pengalaman langsung sebagai perempuan,” ujarnya, Senin (16/6/2025).
Dari total 55 Anggota DPRD Kaltim yang terpilih, hanya delapan di antaranya adalah perempuan. Angka yang mencerminkan penurunan signifikan dibandingkan 11 orang pada periode sebelumnya.
Damayanti menilai hal ini sebagai cerminan tantangan besar yang masih dihadapi perempuan dalam dunia politik, mulai dari keterbatasan dukungan sosial, hingga beban peran ganda dalam kehidupan domestik.
“Bandingkan dengan eksekutif, kita sudah melihat kemajuan signifikan. Contohnya, Bu Sri Wahyuni yang sekarang menjabat sebagai Sekda. Tapi di legislatif, perjuangan perempuan masih jauh dari ideal,” tambahnya.
Ia mendorong lebih banyak perempuan di Kaltim untuk terjun ke dunia politik secara aktif dan percaya diri agar kebijakan yang dilahirkan benar-benar merepresentasikan seluruh kelompok masyarakat.
“Kita butuh regenerasi pemimpin perempuan yang kuat, agar suara perempuan tak hanya hadir secara simbolis, tapi punya daya pengaruh nyata dalam pengambilan kebijakan,” pungkasnya. (RIZ)