SAMARINDA. Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, M Darlis Pattalongi, sebut tingginya angka anak tidak sekolah di Benua Etam mencapai 9.945 bukan hanya sekadar faktor pembiayaan pendidikan.
Hal itu diungkapnya, usai menengok data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, bahwa setidaknya jumlah tersebut diperoleh per 16 Maret 2025 lalu.
Adanya data ini kemudian dihubungkan dengan program pendidikan gratis yang berjalan di Kaltim, yakni GratisPol.
Di mana, dengan adanya program ini tentu menjadi salah satu upaya dalam target meningkatkan lama sekolah di Benua Etam.
“Salah satu upaya kita untuk meningkatkan lama usia sekolah, yakni diberikan gratis pendidikan,” kata Darlis, Rabu (18/6/2025).
Dia menyebut, banyak faktor mempengaruhi tingginya tingkat anak tidak sekolah, lantaran kurangnya kemampuan untuk menanggung biaya sehari-hari.
Uang Kuliah Tunggal (UKT) ataupun biaya peralatan sekolah sebelumnya menjadi permasalahan bagi banyak masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
“Orang yang tidak sekolah itu kan, salah satu faktor yang membuat rendahnya masa sekolah di Kaltim yaitu karena faktor misalnya pembiayaan sehari-hari yang tinggi,” jelasnya.
“Mereka dari daerah, untuk kuliah di Samarinda misalnya bukan hanya persoalan di UKT tetapi termasuk di akomodasi transportasi dan lain sebagainya,” tambahnya.
Oleh sebab itu, dari Komisi IV yang juga melakukan pengawasan lingkungan hidup dari perusahaan-perusahaan di daerah memberikan masukkan.
Darlis berharap perusahaan bisa mengeluarkan dana CSR-nya untuk bisa membantu pembiayaan di luar UKT. (adv)